Dalam bahasa Indonesia, kalimat “aku nggak yakin” bisa dipakai di hampir semua situasi. Tapi dalam bahasa Jepang, perasaan ragu atau tidak yakin dibedakan sangat halus tergantung tingkat keyakinan, konteks sosial, dan seberapa sopan kita ingin terdengar.
Karena itu, orang Jepang jarang memakai satu ungkapan saja. Mereka memilih kata yang pas agar terdengar tidak terlalu tegas, tidak menyinggung, dan tetap sopan.
Berikut berbagai cara mengatakan “aku nggak yakin” dalam bahasa Jepang, dari yang paling santai sampai yang formal.
1. わからない (Wakaranai) — “Aku tidak tahu / nggak yakin”
Ini bentuk paling langsung. Dipakai kalau memang benar-benar tidak tahu.
Namun, dalam konteks tertentu, ini bisa terdengar terlalu blunt jika dipakai ke atasan atau orang yang tidak dekat.
Contoh:
それはちょっとわからないです。
Sore wa chotto wakaranai desu.
Soal itu, aku agak nggak yakin.
2. よくわからない (Yoku wakaranai) — “Kurang yakin / kurang paham”
Lebih lembut dari wakaranai.
Memberi kesan: “Aku punya gambaran, tapi belum yakin.”
Contoh:
正直、よくわからないですね。
Shōjiki, yoku wakaranai desu ne.
Sejujurnya, aku masih kurang yakin.
3. 微妙 (Bimyō) — “Agak ragu / nanggung”
Ini ungkapan khas Jepang yang sulit diterjemahkan tepat.
Dipakai saat perasaanmu tidak yakin, tapi juga tidak sepenuhnya menolak.
Contoh:
行けるかどうか、ちょっと微妙。
Ikeru ka dō ka, chotto bimyō.
Bisa datang atau tidak, agak ragu.
4. どうかな… (Dō kana…) — “Hmm… entahlah”
Nada ragu yang sangat natural dalam percakapan sehari-hari.
Sering dipakai sambil berpikir.
Contoh:
明日うまくいくかな…どうかな。
Ashita umaku iku kana… dō kana.
Besok bakal lancar nggak ya… nggak yakin juga.
5. 自信がない (Jishin ga nai) — “Aku tidak percaya diri”
Dipakai ketika keraguan berasal dari diri sendiri, bukan situasi luar.
Contoh:
正直、自信がないです。
Shōjiki, jishin ga nai desu.
Sejujurnya, aku nggak yakin dengan diriku sendiri.
6. 確かじゃない (Tashika janai) — “Tidak pasti”
Lebih objektif dan sering dipakai untuk fakta atau informasi.
Contoh:
その情報は確かじゃないと思います。
Sono jōhō wa tashika janai to omoimasu.
Informasi itu menurutku belum pasti.
7. たぶん違うと思う (Tabun chigau to omou) — “Sepertinya bukan”
Ungkapan tidak yakin yang tidak terdengar menolak keras.
Sangat sering dipakai untuk mengoreksi orang dengan halus.
Contoh:
それはたぶん違うと思います。
Sore wa tabun chigau to omoimasu.
Sepertinya itu bukan begitu.
8. 可能性は低い (Kanōsei wa hikui) — “Kemungkinannya kecil”
Dipakai saat ingin terdengar logis dan tenang, sering dalam diskusi atau kerja.
Contoh:
成功する可能性は低いですね。
Seikō suru kanōsei wa hikui desu ne.
Kemungkinannya kecil, ya.
9. なんとも言えない (Nanto mo ienai) — “Sulit untuk bilang”
Ungkapan khas Jepang untuk menyatakan keraguan tanpa menyatakan posisi.
Contoh:
今の段階では、なんとも言えないです。
Ima no dankai de wa, nanto mo ienai desu.
Untuk saat ini, aku belum bisa bilang pasti.
10. ちょっと不安 (Chotto fuan) — “Agak khawatir”
Sering dipakai sebagai cara halus untuk menyampaikan ketidakpastian.
Contoh:
間に合うかちょっと不安です。
Maniau ka chotto fuan desu.
Aku agak nggak yakin bakal keburu.
Dalam bahasa Jepang, mengatakan “aku nggak yakin” bukan sekadar soal arti, tapi soal nuansa dan sikap. Orang Jepang cenderung memilih ungkapan yang tidak terlalu tegas, menjaga suasana tetap harmonis, dan memberi ruang bagi pendapat orang lain.
Dengan memahami berbagai ekspresi ini, kamu bisa terdengar lebih natural, sopan, dan kontekstual, baik dalam percakapan santai, dunia kerja, maupun situasi formal.










