Honda Motor Co. dan Nissan Motor Co., dua produsen otomotif terbesar kedua dan ketiga di Jepang, sedang mengatur pembicaraan terkait kemungkinan merger, menurut sumber yang mengetahui hal ini pada hari Rabu. Langkah ini dilakukan di tengah persaingan global yang semakin ketat di sektor kendaraan listrik (EV) dan teknologi lainnya, termasuk dari produsen seperti Tesla Inc. dari Amerika Serikat dan perusahaan-perusahaan asal Tiongkok.
Kedua perusahaan mempertimbangkan pembentukan perusahaan induk sebagai bagian dari upaya membangun aliansi otomotif global untuk menghadapi dominasi produsen EV internasional. Pada bulan Maret, Honda dan Nissan sepakat memulai studi kelayakan untuk kemitraan strategis di bidang produksi EV dan teknologi perangkat lunak guna menekan biaya serta meningkatkan daya saing. Mitsubishi Motors Corp. kemudian bergabung dalam pembicaraan ini pada bulan Agustus.
Pada konferensi pers bulan Agustus, Presiden Honda, Toshihiro Mibe, menyatakan bahwa pembicaraan tersebut belum mencakup kerja sama dalam bentuk ikatan modal. Namun, ia tidak sepenuhnya menutup kemungkinan itu di masa depan.
Sementara itu, Honda bulan lalu menurunkan proyeksi laba bersih untuk tahun fiskal hingga Maret menjadi 950 miliar yen ($6,2 miliar), yang mencerminkan penurunan 14,2 persen dari tahun sebelumnya akibat penjualan kendaraan yang lebih lemah dari perkiraan di pasar Tiongkok.
Nissan, di sisi lain, mengumumkan rencana untuk memangkas 9.000 pekerjaan dan mengurangi kapasitas produksi global hingga 20 persen, seiring dengan tantangan bisnis yang terus berlanjut di Amerika Serikat dan Tiongkok.
Sc : mainichi