Menu

Dark Mode
Horumon Yaki: Jeroan Bakar yang Jadi Favorit di Izakaya Pelatih Timnas Jepang Hajime Moriyasu Siapkan Pemain Muda untuk Hadapi Australia dan Indonesia Kehilangan Barang di Kereta? AI di Jepang Kini Bantu Menemukannya Kembali Toyota Prediksi Laba Turun Hampir 35% Akibat Tarif Trump dan Penguatan Yen RI–Jepang Perkuat Kerja Sama Investasi, Fokus pada Stabilitas Ekonomi Peringatan Heatstroke Dimulai Lagi di Jepang: Lebih dari 97.000 Kasus Tahun Lalu, Mayoritas Lansia

Makanan

Kabar Sedih dari Akihabara: Restoran Kari Legendaris “Bengal” Tutup Setelah 50 Tahun Beroperasi

badge-check


					Kabar Sedih dari Akihabara: Restoran Kari Legendaris “Bengal” Tutup Setelah 50 Tahun Beroperasi Perbesar

Di tengah gemerlap teknologi terbaru dan anime modern di Akihabara, tersimpan banyak sejarah lokal yang tak kalah menarik. Namun, sebuah bagian lezat dari sejarah tersebut kini akan hilang, dengan berita bahwa restoran kari legendaris Bengal, yang telah berdiri selama 50 tahun, akan mengajukan kebangkrutan.

Didirikan pada tahun 1973, Bengal mulai melayani pelanggan di Akihabara sejak tahun 1974, sekaligus menjalankan bisnis grosir rempah-rempah. Setelah beroperasi begitu lama, pemilik gedung tempat Bengal berlokasi memutuskan untuk merobohkan bangunan tersebut, memaksa Bengal pindah ke lokasi baru di lingkungan yang sama.

Namun, perpindahan lokasi membawa tantangan besar. Tempat baru yang lebih besar berarti biaya sewa yang lebih tinggi, ditambah dengan peningkatan biaya tenaga kerja akibat penambahan staf setelah relokasi. Ketika pandemi melanda, dampaknya sangat berat bagi Bengal. Meskipun penjualan restoran perlahan mulai pulih, rebound tersebut tidak cukup untuk menutupi kerugian yang dialami, dan bisnis grosir rempah-rempahnya juga tidak menunjukkan pemulihan signifikan.

Sejak 30 November, Bengal telah menutup pintunya, dengan pemberitahuan yang berbunyi, “Karena keadaan tertentu, hari ini kami tutup sementara.” Namun, pada 18 Desember, Pengadilan Distrik Tokyo memberikan otorisasi bagi Bengal untuk memulai proses kebangkrutan.

Dalam pengajuan kebangkrutan, Bengal memiliki utang sebesar 40 juta yen (sekitar Rp4 miliar) kepada 19 kreditur. Dengan jumlah utang yang tersebar pada banyak pihak, penyelesaian yang memungkinkan Bengal tetap beroperasi tampaknya sulit dilakukan.

Meski demikian, kabar ini tidak sepenuhnya mencerminkan kurangnya minat pelanggan terhadap kari Bengal. Masalah utama tampaknya terletak pada ekspansi yang terlalu ambisius, dampak pandemi, dan ketergantungan besar pada bisnis grosir rempah-rempah. Mengingat popularitas kari di Jepang tetap tinggi, baik di kalangan warga lokal maupun turis asing, ada harapan bahwa Bengal mungkin bisa kembali dengan restoran yang lebih kecil dan fokus di Akihabara.

Namun untuk saat ini, penutupan Bengal menjadi pengingat penting bagi kita semua: jika ada restoran yang Anda cintai, dukunglah mereka sebelum terlambat.

Sc : SN24

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Horumon Yaki: Jeroan Bakar yang Jadi Favorit di Izakaya

9 May 2025 - 16:30 WIB

Reimen: Mi Dingin ala Jepang yang Cocok untuk Musim Panas

7 May 2025 - 19:30 WIB

Onsen Tamago: Telur Setengah Matang dari Mata Air Panas

6 May 2025 - 20:00 WIB

“Itadakimasu” dan “Gochisousama”: Ucapan Terima Kasih pada Makanan dalam Budaya Jepang

5 May 2025 - 15:30 WIB

Hōtō: Mi Lebar Berkuah dari Prefektur Yamanashi

3 May 2025 - 17:30 WIB

Trending on Makanan