Menu

Dark Mode
Makan Sendirian Bukan Masalah: Fenomena ‘Solo Dining’ di Jepang Bahasa Jepang Saat Belanja Online: Kosakata dan Frasa Umum di Marketplace Jepang Game Strategi “SD Gundam G Generation Eternal” Resmi Dirilis untuk iOS dan Android ANA dan Singapore Airlines Luncurkan Tiket Gabungan untuk Rute Jepang–Singapura Mulai September Bandara Kobe Siap Layani Penerbangan Internasional Mulai 18 April Bahasa Jepang Saat Wawancara Kerja: Frasa Formal dan Tips Ungkapan yang Sopan

Makanan

Kabar Sedih dari Akihabara: Restoran Kari Legendaris “Bengal” Tutup Setelah 50 Tahun Beroperasi

badge-check


					Kabar Sedih dari Akihabara: Restoran Kari Legendaris “Bengal” Tutup Setelah 50 Tahun Beroperasi Perbesar

Di tengah gemerlap teknologi terbaru dan anime modern di Akihabara, tersimpan banyak sejarah lokal yang tak kalah menarik. Namun, sebuah bagian lezat dari sejarah tersebut kini akan hilang, dengan berita bahwa restoran kari legendaris Bengal, yang telah berdiri selama 50 tahun, akan mengajukan kebangkrutan.

Didirikan pada tahun 1973, Bengal mulai melayani pelanggan di Akihabara sejak tahun 1974, sekaligus menjalankan bisnis grosir rempah-rempah. Setelah beroperasi begitu lama, pemilik gedung tempat Bengal berlokasi memutuskan untuk merobohkan bangunan tersebut, memaksa Bengal pindah ke lokasi baru di lingkungan yang sama.

Namun, perpindahan lokasi membawa tantangan besar. Tempat baru yang lebih besar berarti biaya sewa yang lebih tinggi, ditambah dengan peningkatan biaya tenaga kerja akibat penambahan staf setelah relokasi. Ketika pandemi melanda, dampaknya sangat berat bagi Bengal. Meskipun penjualan restoran perlahan mulai pulih, rebound tersebut tidak cukup untuk menutupi kerugian yang dialami, dan bisnis grosir rempah-rempahnya juga tidak menunjukkan pemulihan signifikan.

Sejak 30 November, Bengal telah menutup pintunya, dengan pemberitahuan yang berbunyi, “Karena keadaan tertentu, hari ini kami tutup sementara.” Namun, pada 18 Desember, Pengadilan Distrik Tokyo memberikan otorisasi bagi Bengal untuk memulai proses kebangkrutan.

Dalam pengajuan kebangkrutan, Bengal memiliki utang sebesar 40 juta yen (sekitar Rp4 miliar) kepada 19 kreditur. Dengan jumlah utang yang tersebar pada banyak pihak, penyelesaian yang memungkinkan Bengal tetap beroperasi tampaknya sulit dilakukan.

Meski demikian, kabar ini tidak sepenuhnya mencerminkan kurangnya minat pelanggan terhadap kari Bengal. Masalah utama tampaknya terletak pada ekspansi yang terlalu ambisius, dampak pandemi, dan ketergantungan besar pada bisnis grosir rempah-rempah. Mengingat popularitas kari di Jepang tetap tinggi, baik di kalangan warga lokal maupun turis asing, ada harapan bahwa Bengal mungkin bisa kembali dengan restoran yang lebih kecil dan fokus di Akihabara.

Namun untuk saat ini, penutupan Bengal menjadi pengingat penting bagi kita semua: jika ada restoran yang Anda cintai, dukunglah mereka sebelum terlambat.

Sc : SN24

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Crisp Choco: Camilan Cokelat Garing ala Jepang dari Nissin yang Bikin Ketagihan

10 April 2025 - 19:30 WIB

Motsunabe: Nikmati Kehangatan Hotpot Jeroan Khas Fukuoka yang Gurih dan Menggugah Selera!

8 April 2025 - 18:30 WIB

Tradisi ‘Yakisoba Pan’: Kenapa Jepang Suka Memasukkan Mie ke Dalam Roti?

4 April 2025 - 20:00 WIB

Bento Ekonomis 500an Yen: Paling Enak dan Mengenyangkan di Minimarket Jepang

4 April 2025 - 17:30 WIB

Nakatanidou: Mochi Tercepat di Dunia yang Jadi Ikon Nara

3 April 2025 - 16:30 WIB

Trending on Makanan