Sebuah suite mewah di Ekoin, penginapan kuil di Gunung Koya, Jepang, menjadi sorotan setelah mengalami lonjakan pemesanan dari wisatawan asing. Meski tarifnya mencapai 200.000 yen (sekitar Rp 13 juta) per malam, kamar eksklusif ini tetap laris di kalangan tamu dari Eropa, Amerika Serikat, dan Australia.
Kemewahan Tak Biasa di Penginapan Kuil
Ekoin terletak di dekat Okunoin, kuil tempat mausoleum biksu legendaris Kukai (Kobo Daishi, 774-835) berada. Kamar suite bernama “Gachirin” ini berbeda jauh dari kesan sederhana penginapan kuil pada umumnya.
Begitu masuk, tamu disambut oleh karya seni berlapis emas, yang terinspirasi dari metode meditasi Buddha Esoterik Shingon, “Gachirinkan”. Ruangan seluas 100 meter persegi ini dilengkapi dengan taman Jepang pribadi, pemandian semi terbuka, dan kamar tidur luas.
Menurut Kepala Pendeta Sesshu Kondo (42), filosofi di balik pembuatan suite ini adalah memberikan pengalaman terbaik bagi tamu. “Kalau ingin membuatnya, lebih baik sekalian menciptakan kamar terbaik,” ujarnya.
Dari Penginapan Kuil Tradisional ke Pengalaman Mewah
Ekoin memiliki sejarah 1.200 tahun dan sebelum pandemi melayani sekitar 20.000 tamu per tahun dari dalam dan luar negeri. Namun, sebelum tahun 2020, terjadi perubahan tren. Wisatawan mulai mencari kamar mewah dengan fasilitas privat, bukan lagi penginapan tradisional dengan futon, pemandian umum, dan kamar berbagi.
Beberapa tamu kaya bahkan terang-terangan mengatakan, “Saya hanya menginap di tempat dengan tarif di atas 100.000 yen (Rp 6,4 juta) per malam. Kalau di bawah itu, saya tidak tertarik.” Padahal, sebelum itu, tarif penginapan termahal di Gunung Koya hanya 30.000 yen (Rp 1,9 juta) per malam.
Pandangan Kondo pun berubah. Ia berpikir, “Jika mereka tidak menginap, mereka tidak bisa merasakan pengalaman Buddha, seperti upacara pagi, ritual api ‘goma’, dan meditasi.”
Ketika pandemi COVID-19 melanda dan jumlah tamu anjlok, Kondo melihat peluang untuk menaikkan pendapatan per tamu dengan meningkatkan kualitas layanan. Renovasi besar dilakukan, dan Gachirin mulai menerima tamu pada Maret 2022.
Keputusan Berani Sang Kepala Pendeta dan Istrinya
Awalnya, Kondo berencana mengubah dua kamar menjadi satu suite, tetapi istrinya, Asuka (41), menyarankan konsep yang lebih ambisius: “Kenapa tidak membuatnya jadi kamar terbaik di Gunung Koya?”. Akhirnya, empat kamar digabung menjadi satu suite besar, lengkap dengan pemanas lantai modern untuk menghilangkan kesan dingin dari penginapan kuil.
Begitu Jepang membuka kembali perbatasannya pada Oktober 2022, pemesanan dari turis asing langsung membanjiri Ekoin.
Suite Eksklusif yang Kini Jadi Favorit Wisatawan Asing
Tarif menginap di Gachirin berkisar antara 200.000 hingga 250.000 yen (Rp 13 juta – Rp 16 juta) per malam untuk dua orang. Saat ini, 80% tamu berasal dari luar negeri, dengan taman pribadi suite ini menjadi daya tarik utama.
Menurut Gunnar Hutz (28), seorang biksu Jerman yang juga pemandu di Ekoin, daya tarik utama penginapan ini adalah “perpaduan antara suasana mistis Gunung Koya dan fasilitas modern.”
Pada musim semi 2024, Ekoin juga membuka dua junior suite baru berukuran 65 meter persegi. Meski jumlah kamar dikurangi dari 35 menjadi 29, Kondo menegaskan bahwa penginapan kini dapat lebih fokus dalam memberikan pelayanan terbaik kepada para tamu.
Meski fasilitas semakin modern, jiwa utama dari penginapan kuil tetap terjaga: keramahan dan pengalaman spiritual yang mendalam.
Sc ; mainichi