Di Jepang, Tahun Baru (ShΕgatsu) adalah salah satu momen paling penting dalam setahun. Saat itulah rumah-rumah dihiasi dengan ornamen khas bernama kadomatsu (ιζΎ) β dekorasi dari bambu dan pinus yang diletakkan di depan pintu. Tapi tahukah kamu, hiasan ini bukan sekadar pemanis? Ia menyimpan makna spiritual yang dalam.
πΏ Apa Itu Kadomatsu?
Kadomatsu secara harfiah berarti “pinus di depan gerbang”. Hiasan ini biasanya dibuat dari tiga batang bambu yang dipotong miring, cabang pohon pinus, dan kadang-kadang dihiasi dengan plum (ume). Bentuk dan ukuran bisa berbeda-beda tergantung daerah, tapi unsur bambu dan pinus selalu ada.
π§ββοΈ Simbol Kehadiran Roh Leluhur
Menurut kepercayaan Shinto, kadomatsu adalah tempat persinggahan roh leluhur dan dewa tahun baru (Toshigami-sama). Dewa ini dipercaya datang membawa berkah, kesehatan, dan hasil panen yang baik. Oleh karena itu, kadomatsu diletakkan di depan rumah atau bangunan sebagai penunjuk jalan bagi roh baik tersebut.
π Arti Filosofis di Setiap Unsurnya
-
Bambu (take): Tumbuh lurus dan cepat, melambangkan kekuatan dan keteguhan.
-
Pinus (matsu): Tahan musim dingin dan tetap hijau, melambangkan umur panjang dan ketekunan.
-
Plum (ume): Mekar pertama di akhir musim dingin, simbol harapan dan awal baru.
Semua unsur ini mencerminkan harapan untuk tahun baru yang penuh keberuntungan dan pertumbuhan.
π Kapan Dipasang dan Dilepas?
Kadomatsu biasanya mulai dipasang setelah Natal, antara tanggal 26 hingga 28 Desember. Sangat dianjurkan tidak memasangnya pada tanggal 29 karena angka tersebut terdengar seperti “kesakitan” (ku = 9, ni-jΕ« kyΕ«). Biasanya hiasan ini dilepas pada tanggal 7 Januari dan kemudian dibakar dalam upacara khusus (dondoyaki) untuk mengembalikan roh dewa ke alamnya.
Jadi, kalau kamu melihat hiasan bambu tinggi di depan rumah orang Jepang saat Tahun Baru, itu bukan sekadar dekorasi estetik. Kadomatsu adalah simbol penghormatan pada alam, leluhur, dan harapan akan awal yang baik.