Kalau kamu pernah masuk ke kuil Shinto di Jepang, pasti pernah melihat patung sepasang makhluk mirip singa atau anjing yang berdiri kokoh di gerbang kuil. Mereka disebut Komainu (狛犬) — secara harfiah berarti “anjing penjaga dari Goryeo (Korea kuno)”.
Tapi kenapa komainu selalu sepasang, bukan satu saja? Yuk, kita cari tahu maknanya!
🐾 Simbol Penjaga Gerbang Suci
Komainu berfungsi sebagai pelindung kuil dari roh jahat. Sejak zaman Heian (794–1185), tradisi menempatkan patung penjaga di depan kuil sudah umum, terinspirasi dari singa penjaga di Tiongkok dan Korea. Dalam budaya Jepang, bentuknya berubah menjadi komainu — campuran antara singa dan anjing mitologi.
🗝️ Kenapa Harus Sepasang?
Kedua komainu selalu berdiri bersebelahan, dengan posisi mulut berbeda:
-
🐶 Satu mulut terbuka: Melambangkan bunyi “A” — huruf pertama dalam abjad Sanskerta, simbol awal kehidupan.
-
🐶 Satu mulut tertutup: Melambangkan bunyi “Un” — huruf terakhir, simbol akhir kehidupan.
Dua suara ini (A-Un) berarti segala sesuatu, dari awal hingga akhir, dijaga oleh komainu. Ini menandakan perlindungan total dari segala ancaman roh jahat.
🏯 Tidak Hanya di Kuil Shinto
Walau terkenal di kuil Shinto, beberapa kuil Buddha dan gerbang kastil juga memiliki komainu atau patung penjaga serupa. Kadang bentuknya lebih mirip singa murni, kadang ada tanduk di kepalanya, tergantung daerah dan era pembuatannya.
✨ Makna di Balik Diamnya Penjaga
Selain penjaga spiritual, komainu juga simbol pengingat bagi manusia: agar menjaga hati tetap suci saat memasuki tempat suci. Orang Jepang sering membungkuk hormat di depan gerbang komainu sebagai bentuk penghormatan.
Komainu bukan hanya patung hias di gerbang kuil. Mereka adalah pelindung setia, sepasang penjaga yang mewakili awal dan akhir, memastikan tempat suci tetap aman dari energi negatif.
Kalau suatu hari kamu lewat gerbang kuil Jepang, coba perhatikan mulut komainu. Satu terbuka, satu tertutup — simbol keheningan dan penjagaan abadi.