Pemerintah Jepang melaporkan kabar memprihatinkan: sebanyak 529 anak sekolah di Jepang bunuh diri pada tahun 2024, menjadi angka tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 1980. Sementara itu, kasus bunuh diri di kalangan muda juga masih tinggi — lebih dari 3.000 kasus per tahun selama lima tahun berturut-turut, menurut data dari Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang.
McDonald’s Jepang Hentikan Penggunaan Sedotan Kertas Mulai November
                
                
                
                Temuan tersebut tercantum dalam Laporan Tahunan Penanggulangan Bunuh Diri 2025 (White Paper on Suicide Countermeasures) yang disetujui kabinet pada Jumat. Laporan itu menyoroti bahwa banyak mahasiswa berusia 21 tahun termasuk di antara korban, yang diduga berkaitan dengan kekhawatiran soal masa depan karier atau pendidikan lanjutan.
Tren ini terlihat sejak 2015 di kalangan mahasiswa laki-laki dan sejak 2021 di kalangan mahasiswa perempuan. Analisis lebih lanjut terhadap data dari 2022 hingga 2024 menunjukkan bahwa seluruh korban memiliki kecemasan terkait jalur karier. Korban laki-laki cenderung menghadapi kegagalan akademik, sedangkan korban perempuan lebih sering terdampak depresi atau gangguan mental lainnya.
Lebih mengkhawatirkan lagi, jumlah bunuh diri di kalangan perempuan muda terus meningkat, dengan 40 persen di antaranya diketahui pernah melakukan percobaan bunuh diri sebelumnya.
Menanggapi situasi ini, kementerian menegaskan perlunya dukungan yang lebih intensif dan menyeluruh, terutama bagi generasi muda.
China Perpanjang Bebas Visa untuk Warga Jepang hingga Akhir 2026
                
                
                
                Secara keseluruhan, jumlah bunuh diri nasional pada 2024 mencapai 20.320 kasus, turun 1.517 dari tahun sebelumnya — menjadi angka terendah kedua sejak pencatatan dimulai pada 1978. Jumlah bunuh diri laki-laki menurun untuk pertama kalinya dalam tiga tahun, sementara bunuh diri perempuan turun dua tahun berturut-turut.
Namun, angka di kalangan anak sekolah dasar hingga SMA tetap meningkat, menandakan tekanan akademik dan sosial yang makin berat di usia muda.
Di kelompok usia 15–29 tahun, bunuh diri masih menjadi masalah serius. Sejak 2020, lebih dari 3.000 jiwa muda kehilangan nyawa setiap tahun. Menariknya, jika pada 2015 jumlah korban laki-laki berusia 15–19 tahun dua kali lebih banyak dari perempuan, maka pada 2024 angka bunuh diri perempuan justru melampaui laki-laki — menunjukkan perubahan tren yang perlu diwaspadai.
Sc : JT


			




 
 
 
 
 
