Menu

Dark Mode
Menteri Perdagangan Jepang Gagal Dapat Kepastian soal Pengecualian Tarif dari AS Mitos vs Fakta: Benarkah Liburan ke Jepang Selalu Mahal? Tato di Jepang: Dari Simbol Kejahatan Hingga Seni Modern Jepang Kekurangan Pekerja Full Timer Terburuk, Lebih dari 50% Perusahaan Kekurangan Karyawan Nerunerunerune: Permen Aneh yang Bisa Berubah Warna dan Rasa Seseorang Bunuh Diri di Kereta, Layanan Jalur Shinkansen di Tohoku Terganggu

Bahasa Jepang

Bahasa Jepang dalam Dunia Perfilman: Istilah Teknis dan Budaya di Balik Layar

badge-check


					Bahasa Jepang dalam Dunia Perfilman: Istilah Teknis dan Budaya di Balik Layar Perbesar

Industri perfilman Jepang terkenal tidak hanya karena karya-karya sinematiknya yang inovatif, tetapi juga karena penggunaan bahasa yang kaya akan istilah teknis dan budaya. Di balik layar, kosakata yang digunakan mencerminkan filosofi, etos kerja, dan estetika yang mendalam. Artikel ini mengupas beberapa istilah teknis dalam produksi film Jepang serta nilai-nilai budaya yang menginspirasi proses kreatif di balik layar.


1. Terminologi Dasar dalam Perfilman Jepang

Eiga (映画)
Merupakan istilah umum untuk “film” atau “movie.” Kata ini telah menjadi bagian dari percakapan sehari-hari dan digunakan dalam segala konteks, mulai dari bioskop hingga diskusi industri.

Eizō (映像)
Berarti “gambar” atau “visual.” Istilah ini mengacu pada segala bentuk representasi visual dalam film, termasuk sinematografi dan efek visual.

Kantoku (監督)
Istilah untuk “sutradara.” Seorang kantoku bertanggung jawab mengarahkan produksi film dan menentukan gaya visual serta naratifnya.

Haiyū (俳優) / Joyū (女優)
Mewakili “aktor” dan “aktris.” Kata-kata ini digunakan dalam promosi film dan diskusi seputar penampilan para pemeran.


2. Istilah Teknis dalam Produksi Film

Sukuriputo (スクリプト)
Merujuk pada “naskah” atau “script.” Dalam proses produksi, naskah menjadi fondasi yang mengarahkan seluruh produksi film.

Sutōrībōdo (ストーリーボード)
Board yang berisi sketsa atau rangkaian gambar untuk merencanakan adegan film. Sutōrībōdo membantu sutradara dan tim produksi mengantisipasi visual cerita sebelum syuting dimulai.

Henshū (編集)
Berarti “editing.” Proses penyuntingan film yang menggabungkan potongan gambar, suara, dan efek untuk menciptakan narasi yang kohesif.

Onsei Dezain (音声デザイン)
Istilah ini mengacu pada desain suara dalam film. Selain musik, onsei dezain mencakup perekaman efek suara, mixing, dan penciptaan atmosfer melalui audio.

Bijuaru Efekuto (ビジュアルエフェクト)
Istilah serapan untuk “visual effects” atau VFX. Teknologi CGI dan efek digital lainnya sering disebut dengan istilah ini dalam produksi film modern.


3. Nilai Budaya yang Terkandung di Balik Layar

Monozukuri (ものづくり)
Secara harfiah berarti “pembuatan barang,” tetapi lebih dari itu, monozukuri mencerminkan semangat kerajinan, dedikasi, dan perhatian terhadap detail dalam setiap aspek produksi. Dalam perfilman Jepang, monozukuri mengacu pada komitmen untuk menghasilkan karya berkualitas tinggi yang mencerminkan keindahan dan keaslian.

Kodawari (こだわり)
Istilah ini mengacu pada pencarian kesempurnaan atau keinginan untuk mempertahankan standar tinggi. Dalam produksi film, kodawari terlihat pada setiap aspek mulai dari penulisan naskah, desain set, hingga pemilihan musik. Nilai ini menekankan bahwa setiap detail, sekecil apa pun, memiliki arti dan kontribusi terhadap keseluruhan karya.

Wabi-Sabi (侘寂)
Walaupun lebih sering dihubungkan dengan estetika tradisional Jepang, konsep wabi-sabi—keindahan dalam ketidaksempurnaan—juga memengaruhi perfilman. Dalam pembuatan film, wabi-sabi dapat muncul dalam cara pengambilan gambar yang menonjolkan kealamian dan kesederhanaan, menciptakan nuansa yang tenang dan reflektif.


4. Adaptasi Global dan Istilah Serapan

Industri perfilman Jepang juga dipengaruhi oleh globalisasi. Banyak istilah teknis yang merupakan serapan dari bahasa Inggris, namun telah mengalami modifikasi dalam pengucapan dan penggunaan:

  • CG (Computer Graphics): Sering disebut sebagai CG dalam bahasa Jepang, mengacu pada efek visual digital.
  • Anime (アニメ): Singkatan dari animasi, meskipun sekarang telah menjadi genre tersendiri dengan gaya khas Jepang.
  • Dorama (ドラマ): Istilah untuk “drama,” mengacu pada serial televisi atau film yang memiliki cerita dramatik.

Adaptasi istilah ini menunjukkan bagaimana bahasa Jepang terus berkembang dengan menyerap pengaruh global, sekaligus mempertahankan keunikan budaya lokal.

Bahasa Jepang dalam dunia perfilman merupakan perpaduan antara istilah teknis modern dan nilai-nilai budaya tradisional. Istilah-istilah tersebut tidak hanya memudahkan komunikasi di balik layar, tetapi juga mencerminkan filosofi dan dedikasi yang mendalam dalam pembuatan film. Dengan memahami kosakata dan konsep ini, kita tidak hanya mendapatkan wawasan tentang proses kreatif di balik layar, tetapi juga menghargai cara pandang masyarakat Jepang terhadap seni dan keindahan.

Apakah Anda siap menyelami dunia perfilman Jepang melalui bahasa yang kaya makna ini? Selamat menikmati keajaiban sinema Jepang!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Perbedaan antara ‘Dame’, ‘Ikenai’, dan ‘Yamete’: Cara Mengatakan ‘Jangan’ dalam Bahasa Jepang

11 March 2025 - 12:30 WIB

Kenapa Orang Jepang Sering Menggunakan ‘Chotto’ untuk Menolak Sesuatu?

10 March 2025 - 14:30 WIB

Kenapa Orang Jepang Sering Menggunakan ‘Nee’ dan ‘Yo’ dalam Kalimat?

7 March 2025 - 11:30 WIB

Kehalusan dalam Bahasa Jepang: Kapan Menggunakan ‘Kudasai’, ‘Onegai Shimasu’, dan ‘Choudai’

6 March 2025 - 14:30 WIB

Budaya ‘Uchi’ dan ‘Soto’: Batas Tak Kasat Mata dalam Hubungan Sosial di Jepang

6 March 2025 - 13:30 WIB

Trending on Bahasa Jepang