Bahasa Jepang memiliki kekayaan istilah sastra yang tidak hanya memperkaya literatur, tetapi juga mencerminkan budaya dan filosofi masyarakatnya. Banyak dari istilah ini tidak mudah diterjemahkan secara langsung ke dalam bahasa lain, karena mengandung nuansa makna yang mendalam. Bagi para pecinta sastra Jepang, memahami istilah-istilah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dalam menikmati karya-karya klasik maupun modern. Berikut beberapa istilah yang sering muncul dalam dunia sastra Jepang:
1. Monogatari (物語)
Kata ini secara harfiah berarti “cerita” atau “narasi.” Dalam sastra Jepang, monogatari merujuk pada kisah panjang yang sering kali ditulis dalam gaya naratif yang khas. Contoh terkenal adalah Genji Monogatari karya Murasaki Shikibu, yang dianggap sebagai salah satu novel pertama di dunia.
2. Haiku (俳句)
Haiku adalah bentuk puisi Jepang yang terdiri dari tiga baris dengan pola suku kata 5-7-5. Puisi ini biasanya menggambarkan keindahan alam atau perasaan mendalam dengan bahasa yang singkat namun penuh makna. Penyair terkenal seperti Matsuo Bashō dikenal karena karya-karya haiku-nya yang abadi.
3. Tanka (短歌)
Tanka adalah bentuk puisi tradisional Jepang yang terdiri dari lima baris dengan pola suku kata 5-7-5-7-7. Berbeda dengan haiku, tanka sering kali lebih bersifat personal dan emosional.
4. Yojijukugo (四字組語)
Ini adalah ungkapan atau peribahasa yang terdiri dari empat karakter kanji dan sering digunakan dalam sastra untuk menyampaikan konsep mendalam dalam bentuk yang ringkas. Contoh yojijukugo adalah ichi-go ichi-e (一期一会), yang berarti “setiap pertemuan adalah unik dan tidak akan terulang.”
5. Makurakotoba (枕言葉)
Istilah ini berarti “kata bantal” dan merujuk pada ungkapan puitis yang sering digunakan dalam puisi klasik Jepang sebagai metafora atau lambang tertentu. Contoh yang terkenal adalah “ashihiki no” (足引の), yang sering digunakan untuk menggambarkan pegunungan dalam puisi kuno.
6. Kigo (季語)
Dalam haiku, kigo adalah kata atau frasa yang menunjukkan musim tertentu, seperti “sakura” untuk musim semi atau “momiji” untuk musim gugur. Kehadiran kigo membantu menciptakan suasana dalam puisi.
7. Honka-dori (本歌取り)
Ini adalah teknik sastra di mana sebuah puisi mengutip atau merujuk pada puisi klasik yang lebih tua. Teknik ini menunjukkan penghormatan terhadap tradisi dan memperkaya makna puisi yang baru.
8. Zuihitsu (随筆)
Genre sastra yang berupa esai atau catatan bebas yang ditulis berdasarkan pikiran dan observasi pribadi penulis. Contoh terkenal dari zuihitsu adalah Tsurezuregusa karya Yoshida Kenkō.
9. Shishōsetsu (私小説)
Shishōsetsu atau “novel aku” adalah genre sastra di mana penulis menulis cerita yang sangat otobiografis, sering kali dengan sedikit penyamaran. Genre ini populer pada era Meiji dan Taisho.
10. Waka (和歌)
Waka adalah istilah umum untuk puisi Jepang yang mencakup bentuk seperti tanka. Waka telah ada sejak zaman kuno dan menjadi bagian penting dari budaya sastra Jepang.
Istilah-istilah dalam dunia sastra Jepang mencerminkan kedalaman dan keunikan bahasa serta budaya Jepang. Memahami istilah-istilah ini dapat membantu para pembaca menikmati karya sastra Jepang dengan lebih mendalam dan menghargai keindahan bahasa yang digunakan. Bagi yang tertarik dengan literatur Jepang, mengenal konsep-konsep ini adalah langkah awal untuk menggali lebih dalam dunia sastra yang kaya dan beragam.