Menu

Dark Mode
Gempa M7,5 Guncang Jepang Utara, Picu Peringatan Tsunami dan Peringatan Akan Gempa Susulan Besar Gundam Base Pertama di AS Resmi Dibuka di Chicago, Hadirkan Produk Eksklusif dan Patung Gundam Setinggi 6 Kaki Mau Sewa Kimono? Bahasa Jepang untuk Dunia Penyewaan Kimono: Biar Lancar Saat Dressing & Photoshoot Jepang Luncurkan Bus Malam dengan Kursi Rata ala “Kapsul Tidur”, Nyaman untuk Perjalanan 10 Jam Code Geass Umumkan Anime Baru, Kolaborasi dengan Gundam Wing, dan Deretan Proyek Besar untuk Ulang Tahun ke-20 Gundam Hathaway Tayang Versi Re-Cut di TV, Sekaligus Umumkan Update Film Kedua

Culture

Benarkah Orang Jepang Menghindari Angka 4 dan 9? Apa Sebabnya? Simak Berikut

badge-check


					Benarkah Orang Jepang Menghindari Angka 4 dan 9? Apa Sebabnya? Simak Berikut Perbesar

Di Jepang, angka bukan sekadar simbol matematika. Beberapa angka dipercaya membawa nasib buruk, dan dua di antaranya sangat dihindari: angka 4 (shi) dan angka 9 (ku). Tapi, kenapa bisa begitu? Apa yang membuat angka ini dianggap sial oleh masyarakat Jepang?


1. Permainan Bunyi: 4 = Kematian, 9 = Siksaan

Bahasa Jepang memiliki banyak homofon—kata yang bunyinya sama tapi artinya berbeda. Inilah akar dari kepercayaan negatif terhadap angka 4 dan 9:

  • Angka 4 dibaca shi, yang sama dengan kata 死 (shi) yang berarti kematian.

  • Angka 9 dibaca ku, yang terdengar seperti 苦 (ku) yang berarti siksaan, penderitaan, atau kesengsaraan.

Karena asosiasi fonetik ini, angka 4 dan 9 dianggap membawa nasib buruk, terutama dalam konteks kematian dan kesakitan.


2. Dampaknya di Dunia Nyata: Angka yang Dihilangkan

Kepercayaan ini bukan hanya mitos—dampaknya nyata dan terlihat di berbagai aspek kehidupan:

  • Rumah sakit dan hotel di Jepang sering menghilangkan lantai 4 dan 9, atau mengganti dengan angka lain seperti 3A, 5, atau langsung loncat ke 6.

  • Nomor kamar seperti 404 atau 409 sering tidak dipakai.

  • Hadiah untuk orang yang sedang sakit biasanya tidak berjumlah 4 atau 9 karena dianggap membawa nasib buruk.

  • Set peralatan makan juga biasanya tidak dijual dalam kelipatan 4.


3. Menghindari Secara Halus

Meskipun tidak semua orang Jepang percaya secara harfiah, menghindari angka 4 dan 9 adalah bentuk kesopanan—terutama dalam konteks sensitif seperti:

  • Memberi kado pernikahan atau ulang tahun.

  • Menunjukkan empati kepada orang sakit.

  • Menunjukkan rasa hormat di acara pemakaman.

Dalam banyak kasus, bukan hanya soal kepercayaan, tapi juga soal tata krama sosial agar tidak membuat orang lain merasa tidak nyaman.


4. Mirip dengan Budaya Lain

Menariknya, fenomena ini tidak hanya terjadi di Jepang. Di beberapa negara barat, angka 13 dianggap sial. Sementara di Tiongkok, angka 4 juga dihindari karena alasan serupa (si = kematian dalam Mandarin).


5. Tapi Tidak Selalu Buruk…

Uniknya, angka 4 dan 9 juga bisa punya makna positif tergantung konteks dan bacaan:

  • Angka 9 juga bisa dibaca kyuu, yang bisa berarti “panjang umur” atau “berkelanjutan.”

  • Beberapa kaligrafi atau karya seni justru sengaja memakai angka ini sebagai tantangan terhadap kepercayaan lama.


Menghindari angka 4 dan 9 di Jepang bukan sekadar soal takhayul. Ini adalah refleksi dari budaya Jepang yang sangat peka terhadap makna, simbol, dan perasaan orang lain. Dalam masyarakat yang menjunjung harmoni, bahkan angka pun bisa menjadi alat untuk menjaga hubungan sosial tetap hangat dan saling menghormati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Shuin: Koleksi Stempel Kuil yang Ada Seninya

6 December 2025 - 17:30 WIB

Budaya “Oseibo” & “Ochūgen”: Hadiah Musiman sebagai Bentuk Terima Kasih ala Jepang

4 December 2025 - 18:30 WIB

Tsumami Zaiku: Seni Merangkai Bunga Kain untuk Hiasan Rambut Jepang

1 December 2025 - 16:45 WIB

Senpāi–Kōhai: Hirarki Sosial Jepang dari Sekolah hingga Dunia Kerja

22 November 2025 - 14:30 WIB

Miai: Perjodohan Ala Jepang yang Tetap Eksis di Era Dating App

21 November 2025 - 13:43 WIB

Trending on Culture