Menu

Dark Mode
Mandiri Sejak Dini: Kenapa Anak SD di Jepang Pergi ke Sekolah Sendiri Tanpa Diantar? Fenomena “Friendship Marriage” di Jepang: Menikah Tanpa Cinta dan Seks, Demi Hidup yang Lebih Stabil Jepang Berhasil Lakukan Operasi Kedua Pengambilan Puing Radioaktif dari PLTN Fukushima Yoshi!’ dan ‘Yatta!’: Seruan Semangat ala Jepang Overwatch 2 Umumkan Kolaborasi dengan Gundam Wing untuk Rayakan Ulang Tahun ke-30 Nintendo Switch 2 Tetap Rilis 5 Juni, Pre-Order Dibuka 24 April Setelah Penundaan Akibat Tarif AS

Culture

Benarkah Orang Jepang Menghindari Angka 4 dan 9? Apa Sebabnya? Simak Berikut

badge-check


					Benarkah Orang Jepang Menghindari Angka 4 dan 9? Apa Sebabnya? Simak Berikut Perbesar

Di Jepang, angka bukan sekadar simbol matematika. Beberapa angka dipercaya membawa nasib buruk, dan dua di antaranya sangat dihindari: angka 4 (shi) dan angka 9 (ku). Tapi, kenapa bisa begitu? Apa yang membuat angka ini dianggap sial oleh masyarakat Jepang?


1. Permainan Bunyi: 4 = Kematian, 9 = Siksaan

Bahasa Jepang memiliki banyak homofon—kata yang bunyinya sama tapi artinya berbeda. Inilah akar dari kepercayaan negatif terhadap angka 4 dan 9:

  • Angka 4 dibaca shi, yang sama dengan kata 死 (shi) yang berarti kematian.

  • Angka 9 dibaca ku, yang terdengar seperti 苦 (ku) yang berarti siksaan, penderitaan, atau kesengsaraan.

Karena asosiasi fonetik ini, angka 4 dan 9 dianggap membawa nasib buruk, terutama dalam konteks kematian dan kesakitan.


2. Dampaknya di Dunia Nyata: Angka yang Dihilangkan

Kepercayaan ini bukan hanya mitos—dampaknya nyata dan terlihat di berbagai aspek kehidupan:

  • Rumah sakit dan hotel di Jepang sering menghilangkan lantai 4 dan 9, atau mengganti dengan angka lain seperti 3A, 5, atau langsung loncat ke 6.

  • Nomor kamar seperti 404 atau 409 sering tidak dipakai.

  • Hadiah untuk orang yang sedang sakit biasanya tidak berjumlah 4 atau 9 karena dianggap membawa nasib buruk.

  • Set peralatan makan juga biasanya tidak dijual dalam kelipatan 4.


3. Menghindari Secara Halus

Meskipun tidak semua orang Jepang percaya secara harfiah, menghindari angka 4 dan 9 adalah bentuk kesopanan—terutama dalam konteks sensitif seperti:

  • Memberi kado pernikahan atau ulang tahun.

  • Menunjukkan empati kepada orang sakit.

  • Menunjukkan rasa hormat di acara pemakaman.

Dalam banyak kasus, bukan hanya soal kepercayaan, tapi juga soal tata krama sosial agar tidak membuat orang lain merasa tidak nyaman.


4. Mirip dengan Budaya Lain

Menariknya, fenomena ini tidak hanya terjadi di Jepang. Di beberapa negara barat, angka 13 dianggap sial. Sementara di Tiongkok, angka 4 juga dihindari karena alasan serupa (si = kematian dalam Mandarin).


5. Tapi Tidak Selalu Buruk…

Uniknya, angka 4 dan 9 juga bisa punya makna positif tergantung konteks dan bacaan:

  • Angka 9 juga bisa dibaca kyuu, yang bisa berarti “panjang umur” atau “berkelanjutan.”

  • Beberapa kaligrafi atau karya seni justru sengaja memakai angka ini sebagai tantangan terhadap kepercayaan lama.


Menghindari angka 4 dan 9 di Jepang bukan sekadar soal takhayul. Ini adalah refleksi dari budaya Jepang yang sangat peka terhadap makna, simbol, dan perasaan orang lain. Dalam masyarakat yang menjunjung harmoni, bahkan angka pun bisa menjadi alat untuk menjaga hubungan sosial tetap hangat dan saling menghormati.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Mandiri Sejak Dini: Kenapa Anak SD di Jepang Pergi ke Sekolah Sendiri Tanpa Diantar?

24 April 2025 - 18:30 WIB

Tidak Ada Kata ‘Tidak’? Cara Orang Jepang Menolak Secara Halus dan Sopan

22 April 2025 - 18:30 WIB

Minta Maaf ala Jepang: Saat ‘Sumimasen’ Bukan Berarti Kamu Bersalah

21 April 2025 - 07:29 WIB

Makan Sendirian Bukan Masalah: Fenomena ‘Solo Dining’ di Jepang

18 April 2025 - 19:30 WIB

Budaya Menyembunyikan Emosi: Kenapa Jarang Ada Ekspresi Emosional yang Terbuka di Jepang?

17 April 2025 - 11:30 WIB

Trending on Culture