Di Jepang, boneka Daruma bukan sekadar pajangan lucu, melainkan simbol mendalam tentang tekad dan harapan baik. Bentuknya bulat tanpa kaki dan tangan, terinspirasi dari Bodhidharma, pendiri aliran Zen, yang konon bertapa begitu lama hingga anggota tubuhnya mati rasa.
Filosofi ‘Jatuh Tujuh Kali, Bangkit Delapan Kali’
Yang membuat Daruma istimewa adalah makna di balik bentuknya yang selalu kembali berdiri meski didorong jatuh. Ini mewakili pepatah Jepang “Nanakorobi Yaoki” (七転び八起き) yang berarti jatuh tujuh kali, bangkit delapan kali. Daruma mengingatkan orang Jepang untuk pantang menyerah dan terus berusaha meraih tujuan hidup.
Ritual Harapan: Menggambar Mata
Saat membeli Daruma baru, matanya sengaja dikosongkan. Pemiliknya akan menggambar satu mata sambil memanjatkan harapan atau target tertentu. Setelah impian itu tercapai, barulah mata satunya diisi sebagai tanda terima kasih. Tradisi ini membuat Daruma juga dipercaya membawa keberuntungan.
Daruma di Kehidupan Sehari-Hari
Biasanya, Daruma hadir di rumah, kantor, hingga kuil. Banyak orang Jepang membelinya saat Tahun Baru atau awal usaha sebagai simbol harapan baru dan ketekunan untuk mencapainya. Di beberapa daerah, ada festival membakar Daruma lama sebagai ucapan syukur dan simbol melepaskan harapan lama demi memulai yang baru.
Singkatnya, Daruma adalah pengingat sederhana tetapi penuh makna: berusaha sekeras mungkin, tak kenal menyerah, dan percaya keberuntungan akan datang pada mereka yang gigih berjuang.