Menu

Dark Mode
Fujii Kaze Umumkan Tur Eropa 2025, Konser Digelar di Berlin, London, Paris, dan Kota Lainnya Mitos vs Fakta: Benarkah Jepang Tidak Ramah untuk Turis yang Tidak Bisa Bahasa Jepang? ‘Oishii’, ‘Umai’, dan ‘Bimi’: 3 Cara Memuji Makanan dalam Bahasa Jepang Omedetou! Youtuber Yuka Furukawa Umumkan Pernikahan dan Kehamilan Mariko Goto dan Go Yoshida Umumkan Perceraian Jepang Hampir Tak Punya Tempat Sampah di Jalan, Kok Bisa Tetap Bersih?

News

Geger Wisata Viral di Jepang: Kota-Kota Kecil Kewalahan Hadapi Ledakan Turis

badge-check


					Geger Wisata Viral di Jepang: Kota-Kota Kecil Kewalahan Hadapi Ledakan Turis Perbesar

Seiring dengan rekor jumlah wisatawan asing yang terus meningkat, kota-kota kecil di Jepang kini menghadapi lonjakan pengunjung yang tak terduga. Media sosial menjadi pemicu utama, menarik kerumunan wisatawan ke lokasi-lokasi unik, mulai dari minimarket berlatar Gunung Fuji hingga pemandian air panas tersembunyi yang kini dipadati turis.

Sejak Tahun Baru Imlek dimulai pada 29 Januari, antrean panjang terlihat di sebuah minimarket di Fujikawaguchiko, Prefektur Yamanashi. Pengunjung berbondong-bondong datang untuk mengambil foto Gunung Fuji yang tampak seolah-olah bertengger di atas atap toko.

Popularitas lokasi ini melonjak setelah seorang influencer asing mengunggah fotonya pada 2022. Namun, fenomena ini membawa dampak negatif: wisatawan menyeberang jalan sembarangan demi mendapatkan sudut terbaik untuk foto mereka.

Pada Mei 2024, pemerintah setempat menutup pemandangan tersebut dengan tirai hitam untuk mengurangi kunjungan. Meski mendapat kritik, mereka menegaskan tidak punya pilihan lain. Setelah tiga bulan, tirai dilepas dan diganti dengan pagar pembatas serta zebra cross bercorak tebal untuk meningkatkan keselamatan. Biaya untuk langkah ini mencapai ¥3 juta ($20.000).

Di Otaru, Hokkaido, pemerintah sibuk menangani turis yang berperilaku buruk di Funamizaka—jalan menanjak yang sering muncul dalam film dan drama TV. Banyak wisatawan melanggar batas properti pribadi, parkir sembarangan, dan membuang sampah. Sejak 28 Januari, pihak berwenang menempatkan petugas keamanan dengan plakat peringatan dalam berbagai bahasa.

Di Biei, Hokkaido, sebuah pohon tunggal yang dikenal sebagai “Pohon Natal” di tengah salju mendadak viral, tetapi pemerintah mengaku kewalahan menangani lonjakan turis.

Sementara itu, Ginzan Onsen di Obanazawa, Prefektur Yamagata, menghadapi kemacetan parah akibat kekurangan lahan parkir. Kota ini sempat melarang akses kendaraan pribadi dan taksi, menggantikannya dengan bus antar-jemput, tetapi informasi ini sulit menjangkau wisatawan asing.

Banyak kota kecil kini mempertimbangkan pajak wisata demi mengelola lonjakan pengunjung. Seorang pejabat setempat mengungkapkan dilema mereka, “Kami ingin turis datang, tetapi sulit menjaga lingkungan dan keselamatan warga hanya dengan sumber daya yang kami miliki.”

Sc : JT

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Layanan Shinkansen di Jepang Kembali Normal Setelah Insiden Kereta Terlepas

17 March 2025 - 11:10 WIB

Jumlah Pengunjung Museum Perdamaian Hiroshima Capai 80 Juta Orang

17 March 2025 - 10:10 WIB

Osaka Expo 2025 Hadapi Tantangan Menjelang Pembukaan

15 March 2025 - 15:10 WIB

Upah Pekerja Paruh Waktu di Jepang Naik Rekor 6,53% di Tengah Tren Kenaikan Gaji

15 March 2025 - 12:10 WIB

Jumlah Warga Asing yang Tinggal di Jepang Mencapai Rekor Baru 3,7 Juta, China Paling Banyak

15 March 2025 - 10:10 WIB

Trending on News