Hampir 50 persen pekerja penuh waktu berusia 20-an di Jepang aktif melakukan oshi-katsu, yakni kegiatan mendukung idola favorit seperti artis, karakter anime, hingga atlet olahraga. Data tersebut terungkap dalam survei terbaru yang dirilis oleh perusahaan rekrutmen Mynavi Corp.
Oshi-katsu biasanya dilakukan dengan membeli merchandise, menghadiri acara, hingga aktif memposting di media sosial. Menurut perwakilan Mynavi, tren ini semakin berkembang seiring meningkatnya kebutuhan hidup yang lebih bermakna serta penggunaan media sosial yang sangat luas di kalangan generasi muda.
Survei yang dilakukan secara daring pada Oktober itu menargetkan karyawan tetap berusia 20 hingga 50-an di seluruh Jepang, dengan sekitar 20.000 responden yang valid. Secara keseluruhan, 28,5 persen responden menyatakan mereka melakukan oshi-katsu.
Angka tersebut paling tinggi pada pekerja usia 20-an yakni 49,2 persen, disusul kelompok usia 30-an sebanyak 33,7 persen. Pada usia 40-an angkanya turun menjadi 22,6 persen dan hanya 15,5 persen pada usia 50-an.
Kategori idola menjadi yang paling banyak didukung, kemudian karakter anime dan anime, serta atlet dan dunia olahraga.
Rata-rata pengeluaran untuk oshi-katsu mencapai lebih dari 13.000 yen (sekitar Rp1,3 juta) per bulan, dengan pekerja usia 30-an tercatat mengeluarkan biaya paling besar yaitu sekitar 14.692 yen.
Menariknya, hampir 80 persen dari mereka yang melakukan kegiatan ini merasa hidup pribadi mereka menjadi lebih menyenangkan, dan lebih dari 60 persen menyatakan hal itu memotivasi mereka untuk bekerja lebih giat.
Beberapa perusahaan bahkan mulai menyediakan fasilitas pendukung untuk oshi-katsu. Dalam survei terpisah terhadap manajer perekrutan, ada perusahaan yang menawarkan cuti khusus kesejahteraan hingga tiket gratis pertandingan olahraga bagi karyawan yang ingin mendukung idola mereka.
Sc : KN







