Harga beras di Tokyo naik tajam sebesar 93,8 persen pada April dibandingkan tahun sebelumnya, menurut data resmi yang dirilis Jumat (26 April), meskipun pemerintah telah berupaya menstabilkan pasokan dengan melepaskan cadangan stok beras ke pasar.
39% Penduduk yang Tinggal di Jepang Merasa Kesepian

Kenaikan ini melampaui lonjakan 89,6 persen pada Maret dan menjadi peningkatan tahunan terbesar sejak data yang sebanding mulai dicatat pada tahun 1971, berdasarkan laporan indeks harga konsumen dari Kementerian Urusan Dalam Negeri dan Komunikasi untuk 23 distrik di Tokyo.
Sementara itu, indeks harga konsumen inti (yang tidak termasuk bahan makanan segar yang sangat fluktuatif) naik 3,4 persen di Tokyo pada April, setelah mencatatkan kenaikan 2,4 persen pada bulan sebelumnya. Indeks ini sering digunakan sebagai indikator tren inflasi nasional Jepang.
Meningkatnya harga beras disebabkan oleh tingginya biaya produksi akibat inflasi global serta lonjakan konsumsi dari wisatawan asing, seiring pemulihan pariwisata pasca-pandemi. Meskipun pemerintah telah mengintervensi pasar melalui pelepasan stok beras nasional, pasokan belum cukup untuk meredam tekanan permintaan yang tinggi.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran mengenai stabilitas harga pangan pokok di Jepang dan memperlihatkan tantangan baru bagi kebijakan pengendalian inflasi pemerintah.
Sc : JT