Keputusan pemerintah Jepang untuk melepas stok cadangan beras gagal menghentikan lonjakan harga beras Koshihikari, salah satu jenis beras paling populer di Jepang, terutama di pusat Tokyo.
Menurut data Kementerian Dalam Negeri Jepang yang dirilis pada 28 Februari, harga sekantong 5 kg beras Koshihikari di 23 distrik Tokyo mencapai 4.363 yen (sekitar Rp450 ribu) pada Februari, naik 178 yen (4 persen) dibandingkan bulan sebelumnya. Ini merupakan kenaikan selama 10 bulan berturut-turut sejak Mei 2024.
Dibandingkan Februari tahun lalu, harga tersebut naik 1.922 yen atau hampir 1,8 kali lipat.
Pada 14 Februari, Kementerian Pertanian Jepang mengumumkan rencana melepas 210.000 ton beras cadangan untuk mengatasi kenaikan harga. Pemerintah berharap, sekadar mengumumkan kebijakan ini dapat membantu menekan harga.
Namun, harga beras tetap tinggi di pasar ritel maupun perdagangan antar pedagang, dan diperkirakan baru akan mulai stabil setelah beras cadangan benar-benar tersedia di pasaran pada akhir Maret.
Indeks Harga Konsumen (CPI) untuk beras di Tokyo juga mencatat rekor tertinggi sejak 1970, dengan indeks mencapai 181,6 pada Februari (menggunakan tahun 2020 sebagai dasar 100). Ini adalah rekor tertinggi selama lima bulan berturut-turut, menandakan tekanan harga yang masih kuat di pasar.
Sc : asahi