Di Jepang, ada sebuah tradisi penting bernama Higan (彼岸), yaitu momen ketika masyarakat melakukan ziarah ke makam keluarga. Tradisi ini dilakukan dua kali dalam setahun, saat pergantian musim antara musim dingin ke semi (vernal equinox) dan musim panas ke gugur (autumnal equinox).
Walaupun Jepang adalah negara modern dengan kehidupan yang serba cepat, Higan menunjukkan bahwa nilai keluarga, leluhur, dan spiritualitas tetap sangat dijaga.
Apa Itu Higan?
Kata Higan secara harfiah berarti “pantai seberang”, yaitu simbolisasi dunia setelah kematian dalam ajaran Buddha.
Tujuan Higan adalah:
-
Mendoakan leluhur yang telah meninggal
-
Mengingat asal-usul dan keluarga
-
Menjaga hubungan lintas generasi
Ini menjadi waktu bagi orang Jepang untuk berhenti sejenak dari rutinitas dan kembali ke kampung halaman.
Kapan Higan Dilaksanakan?
Higan berlangsung 7 hari, yaitu:
-
3 hari sebelum titik ekuinoks
-
Hari ekuinoks sebagai puncaknya
-
3 hari sesudahnya
Sehingga total 14 hari dalam setahun:
➡️ Sekitar Maret (musim semi)
➡️ Sekitar September (musim gugur)
Pemerintah Jepang juga menetapkan hari libur nasional, terutama untuk Autumnal Equinox Day.
Apa yang Dilakukan Saat Higan?
Kegiatan utama:
✨ Membersihkan makam keluarga
Mulai dari mengusap batu nisan, menata bunga, hingga membersihkan area sekitar makam.
✨ Membawa bunga dan dupa
Bunga yang sering dipakai: krisan (kiku) yang melambangkan penghormatan.
✨ Menyajikan makanan tradisional
Biasanya Ohagi/Botamochi, kue ketan dengan pasta kacang merah yang dipercaya:
-
Mengusir roh jahat
-
Membawa keberuntungan
✨ Berkumpul dengan keluarga
Mengenang kenangan indah bersama mereka yang telah tiada.
Makna Spiritualitas di Balik Higan
Higan bukan hanya ritual ke makam, tapi refleksi hidup:
-
Menghargai masa lalu
-
Menyadari keterbatasan hidup
-
Memperkuat hubungan keluarga
Peralihan musim dipercaya sebagai waktu di mana jarak antara dunia manusia dan dunia leluhur semakin dekat.
Higan mengajarkan bahwa modernitas tidak harus menghapus tradisi.
Bagi masyarakat Jepang, mengingat leluhur = menghormati diri sendiri.
Setiap kedatangan musim semi dan musim gugur, Higan menjadi momen penuh ketenangan, rasa syukur, dan ikatan keluarga yang tetap dijaga hingga kini.










