Di antara deretan jajanan manis tradisional Jepang, ada satu yang mungkin tidak sepopuler Taiyaki, namun memiliki sejarah yang lebih panjang dan menjadi cikal bakal banyak kue panggang manis lainnya: Imagawayaki. Kue bundar tebal yang renyah di luar, lembut di dalam, dan berisi pasta kacang merah manis ini adalah comfort food sejati yang telah menghangatkan perut dan hati masyarakat Jepang sejak zaman Edo.
Sejarah Panjang Imagawayaki: Dari Jembatan Menuju Hati
Nama “Imagawayaki” berasal dari lokasi kelahirannya. Kue ini dipercaya pertama kali dijual di dekat jembatan Imagawabashi di Kanda, Edo (sekarang Tokyo), pada era An’ei (sekitar tahun 1772-1781). Awalnya, kue ini dikenal dengan nama “Imagawa-yaki” atau “Ōban-yaki”, yang merujuk pada bentuknya yang seperti koin besar.
Popularitas Imagawayaki meluas dengan cepat karena kelezatannya yang sederhana dan kemampuannya menghangatkan tubuh di musim dingin. Ia menjadi jajanan pinggir jalan yang sangat digemari, terutama karena aroma manisnya yang menguar dari wajan panggang khasnya.
Mengapa Berbeda dari Taiyaki?
Meskipun Taiyaki dan Imagawayaki sama-sama kue panggang dengan isian anko (pasta kacang merah), ada beberapa perbedaan kunci:
- Bentuk: Ini adalah perbedaan paling mencolok. Imagawayaki berbentuk bulat sempurna dan tebal, sementara Taiyaki berbentuk ikan tai (kakap merah).
- Wajan: Keduanya menggunakan wajan besi khusus dengan cetakan, tetapi cetakan Imagawayaki berbentuk lingkaran sederhana.
- Tekstur: Baik kulit luar maupun adonan dalamnya, Imagawayaki cenderung memiliki tekstur yang lebih lembut dan sedikit lebih tebal dibandingkan kulit tipis dan renyah pada Taiyaki. Namun, pinggiran Imagawayaki yang bersentuhan langsung dengan wajan tetap bisa sangat renyah.
Anatomi Rasa Imagawayaki: Manis dan Mengenyangkan
Imagawayaki terdiri dari dua komponen utama yang saling melengkapi:
- Kulit Luar: Adonan kulitnya dibuat dari campuran tepung terigu, telur, gula, dan baking powder, menghasilkan tekstur seperti panekuk yang lembut dan sedikit kenyal. Bagian luar yang terpanggang dengan baik akan berwarna keemasan dan kadang sedikit renyah.
- Isian (Anko): Isian klasik dan paling populer adalah anko (pasta kacang merah azuki manis). Seringkali menggunakan tsubuan (pasta kacang merah kasar) yang masih menyisakan sedikit tekstur butiran kacang, memberikan rasa manis yang dalam dan memuaskan.
Meskipun anko adalah isian tradisional, saat ini banyak variasi Imagawayaki yang menggunakan isian lain seperti:
- Krim Custard: Krim manis lembut yang sangat populer, terutama di kalangan anak-anak.
- Cokelat: Lelehan cokelat hangat yang cocok untuk penggemar manis.
- Matcha Cream: Krim teh hijau yang memberikan sentuhan pahit manis khas Jepang.
- Keju: Beberapa tempat bahkan menawarkan isian keju gurih untuk perpaduan rasa yang unik.
Kehangatan dan Nostalgia di Setiap Gigitan
Imagawayaki adalah jajanan yang sangat cocok dinikmati saat masih hangat, langsung dari wajannya. Kehangatan kue yang lembut berpadu dengan isian manisnya memberikan sensasi nyaman, menjadikannya teman sempurna di sore hari atau saat musim dingin tiba.
Bagi banyak orang Jepang, aroma Imagawayaki yang baru matang membangkitkan kenangan masa kecil. Roti manis ini sering dijual di area perbelanjaan, di dekat stasiun kereta, atau di festival, dan menjadi simbol kebersahajaan serta kebahagiaan yang sederhana. Imagawayaki adalah pengingat bahwa kadang-kadang, makanan yang paling memuaskan adalah yang paling klasik dan paling jujur dalam rasanya.