Sebuah pabrik sake di wilayah barat daya Jepang dengan sejarah lebih dari 150 tahun mulai mengadakan seminar untuk sommelier asing, mengajarkan teknik tradisional pembuatan sake Jepang yang tahun lalu diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO.
Seminar lima hari ini diadakan di Fujii Shuzo, yang berlokasi di Usuki, Prefektur Oita, dan merupakan bagian dari program yang diselenggarakan oleh Sake Sommelier Academy yang berbasis di Inggris. Kursus ini ditujukan untuk sommelier berpengalaman, dengan tujuan menyebarkan pengetahuan dan apresiasi terhadap sake ke luar Jepang.
Pada tanggal 4 Februari, Andre Cis, seorang konsultan makanan dan anggur berusia 40 tahun asal Austria, mengikuti proses mengukus nasi dan memasukkannya ke dalam tangki bersama koji (jamur malt) dan air. Ia menggambarkan proses ini sebagai sesuatu yang rumit dan penuh detail, dan menyatakan keinginannya untuk membagikan apresiasinya terhadap sake dari pabrik ini di kampung halamannya.
Seorang peserta dari Israel juga ikut dalam seminar ini di tanggal yang berbeda.
Toru Fujii, kepala Fujii Shuzo, mengatakan bahwa seminar ini menjadi kesempatan untuk menarik perhatian dari luar negeri.
Meskipun ada pihak dalam industri domestik yang mengkhawatirkan soal “membocorkan rahasia dagang,” pria berusia 50 tahun ini justru lebih khawatir dengan penyusutan pasar sake di Jepang.
“Sekarang bukan waktunya untuk mengatakan hal-hal seperti itu,” katanya. “Nilai dari sake Jepang justru bisa meningkat jika menjadi komoditas yang bisa diproduksi di negara mana pun, seperti halnya bir dan anggur.”
Fujii berharap keterbukaan terhadap peserta dari luar negeri pada akhirnya bisa mendorong ekspor ke Eropa, yang saat ini masih menjadi pasar kecil bagi mereka.
Volume pengiriman domestik sake di Jepang pernah mencapai puncaknya pada tahun 1973 dengan lebih dari 1,7 juta kiloliter, tetapi terus menurun seiring meningkatnya popularitas minuman beralkohol lain, hingga tinggal sekitar 390.000 kiloliter pada 2023.
Namun demikian, popularitas sake di luar negeri yang meningkat belakangan ini telah mendorong peningkatan ekspor, menurut data dari Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang.
Sc : mainichi