Di Jepang, ada banyak kata unik yang menggambarkan fenomena psikologis atau situasi spesifik yang bahkan tidak ada padanannya dalam bahasa lain. Salah satunya adalah “kuchisabishii” (口寂しい), yang secara harfiah berarti “mulut yang kesepian”—istilah untuk menggambarkan keinginan mengunyah sesuatu bukan karena lapar, tapi karena kebosanan atau stres.
Ternyata, selain kuchisabishii, masih banyak istilah serupa yang hanya ada dalam bahasa Jepang. Berikut daftarnya!
1. Kuchisabishii (口寂しい) – “Lapar Mulut”
Apa Artinya?
- Perasaan ingin terus mengunyah/mengemut sesuatu bukan karena lapar, tapi karena:
- Bosan
- Stres
- Kebiasaan (misal: merokok atau makan camilan saat kerja).
Contoh Penggunaan:
- “Shukudai ya tte iru noni, kuchisabishikute tsui okashi o tabechau.”
(Padahal ada PR, karena “kuchisabishii”, akhirnya aku makan camilan.)
2. Mogumogu (もぐもぐ) – “Kegelisahan Tangan”
Apa Artinya?
- Perasaan tidak nyaman ketika tangan tidak memegang/melakukan sesuatu (seperti fidgeting).
- Sering terjadi saat:
- Menunggu
- Gugup
- Bosan di transportasi umum.
Contoh:
- “Eki de matte iru to, te ga mogumogu shite shimau.”
(Saat menunggu di stasiun, tanganku jadi gelisah.)
3. Nekojita (猫舌) – “Lidah Kucing”
Apa Artinya?
- Ketidakmampuan makan/minum sesuatu yang panas (karena sensitif).
- Orang Jepang sering bilang: “Nekojita nan desu” (“Aku punya lidah kucing!”) saat menolak teh panas.
4. Age-otori (上げ劣り) – “Rambut Lebih Jelek Setelah Dipotong”
Apa Artinya?
- Perasaan rambut jadi lebih buruk setelah ke salon (padahal harapannya lebih bagus).
- “Age” = naik (harapan), “otoru” = menurun (kenyataan).
Contoh:
- “Konya wa pāti nan da kara, kami kitte moratta no ni… age-otori shimashita.”
(Padahal mau ke pesta malam ini, sudah potong rambut tapi malah lebih jelek.)
5. Bakku-shan (バックシャン) – “Cantik dari Belakang Saja”
Apa Artinya?
- Seseorang yang terlihat cantik dari belakang, tapi tidak dari depan.
- Gabungan dari:
- “Back” (belakang)
- “Shan” (efek suara saat menoleh).
Contoh:
- “Aa, bakku-shan datta ka…”
(Ah, ternyata cuma cantik dari belakang.)
6. Kenapa Jepang Punya Banyak Istilah Aneh Seperti Ini?
Budaya Jepang sangat peka terhadap perasaan halus dan situasi sehari-hari, sehingga mereka menciptakan kata-kata untuk fenomena yang dianggap “tidak penting” di budaya lain.
Faktor Penyebab:
- Budaya yang sangat kontekstual → Butuh kata spesifik untuk menghindari kesalahpahaman.
- Perhatian pada detail kecil → Seperti perasaan kuchisabishii atau age-otori.
- Bahasa onomatopoeia (擬音語) yang kaya → Banyak kata berbasis suara/perasaan (seperti mogumogu).
- Kuchisabishii, bakku-shan, dan age-otori adalah contoh bagaimana bahasa Jepang sangat ekspresif.
- Istilah-istilah ini jarang diajarkan di kelas, tapi sering dipakai dalam percakapan nyata.
- Jika kamu pernah merasakan hal-hal di atas, sekarang kamu tahu bahasa Jepang punya katanya!