Badan Eksplorasi Antariksa Jepang (JAXA) dan Mitsubishi Heavy Industries (MHI) mengumumkan pada Rabu (8/10) bahwa mereka akan meluncurkan satu lagi satelit sistem posisi Michibiki pada 7 Desember 2025, menggunakan roket H3 dari Tanegashima Space Center di Prefektur Kagoshima.
Peluncuran dijadwalkan berlangsung antara pukul 11.30 hingga 12.30 siang waktu Jepang, dan menjadi langkah penting dalam upaya Jepang membangun sistem navigasi mandiri yang mampu beroperasi tanpa ketergantungan pada GPS milik Amerika Serikat.
Michibiki — secara resmi disebut Quasi-Zenith Satellite System (QZSS) — adalah sistem satelit navigasi yang memberikan akurasi posisi hingga tingkat sentimeter di wilayah Jepang dan Asia Timur. Saat ini terdapat lima satelit Michibiki yang beroperasi, membantu meningkatkan presisi berbagai layanan berbasis lokasi, mulai dari navigasi kendaraan hingga sistem pertanian dan konstruksi otomatis.
Dengan penambahan dua satelit baru — termasuk peluncuran Desember ini — pemerintah Jepang menargetkan membangun jaringan tujuh satelit penuh pada akhir tahun fiskal 2025.
Konstelasi tujuh satelit ini akan memungkinkan Jepang menyediakan layanan posisi akurat secara independen, bahkan jika sinyal GPS global terganggu.
Peluncuran ini juga akan menjadi momen krusial bagi roket H3, generasi penerus dari roket H-IIA, yang dikembangkan bersama oleh JAXA dan Mitsubishi Heavy Industries.
Setelah keberhasilan peluncuran uji coba H3 pada Februari 2024, proyek ini diharapkan menjadi tulang punggung misi antariksa Jepang selama dekade mendatang — baik untuk peluncuran satelit domestik maupun misi eksplorasi luar angkasa.
Sistem Michibiki tidak hanya berfungsi untuk navigasi sipil, tetapi juga menjadi bagian penting dari infrastruktur keamanan nasional Jepang. Dengan ketergantungan tinggi pada GPS AS, Jepang selama ini rentan terhadap gangguan sinyal atau potensi sabotase dalam situasi darurat.
Pemerintah menilai sistem navigasi mandiri akan meningkatkan ketahanan strategis Jepang, sekaligus mendukung transformasi digital dan kendaraan otonom di berbagai sektor industri.
Jika semua berjalan sesuai jadwal, peluncuran Desember ini akan menandai langkah besar Jepang menuju kemandirian penuh dalam teknologi navigasi presisi tinggi, sekaligus memperkuat posisinya di bidang antariksa global.
Sc : JT