Menu

Dark Mode
Nissan Ganti CEO: Ivan Espinosa Ambil Alih, Makoto Uchida Mundur Setelah Gagal Pulihkan Perusahaan Pencarian Tanpa Henti: Keluarga Korban WNI Tsunami Jepang 2011 Berharap Dapat Membawa Pulang Jenazah yang Hilang Tamago Sando: Sandwich Telur ala Konbini yang Simpel tapi Nikmat Ngeri! Wanita 22 Tahun Tewas Ditikam di Tokyo Saat Livestreaming, Pelaku Pria 42 Tahun Berhasil Ditangkap Pasangan Hidup Bersama di Jepang: Tantangan Hukum dan Harapan untuk Perubahan Perbedaan ‘Kawaii’, ‘Suteki’, dan ‘Kirei’: Cara Memuji dalam Bahasa Jepang

News

Jepang Peringkat Ketiga Terburuk bagi Pekerja Perempuan di Negara Maju

badge-check


					Jepang Peringkat Ketiga Terburuk bagi Pekerja Perempuan di Negara Maju Perbesar

Jepang kembali menempati peringkat ketiga terburuk di antara negara maju dalam hal kondisi kerja bagi perempuan, menurut Indeks Glass Ceiling 2024 yang dirilis oleh majalah Inggris The Economist dalam rangka Hari Perempuan Internasional pada Sabtu (9 Maret).

Dalam indeks yang menilai peran dan pengaruh perempuan di dunia kerja di 29 dari 38 negara anggota OECD, Jepang berada di posisi ke-27, hanya lebih baik dari Korea Selatan dan Turki. Swedia menempati peringkat pertama, diikuti oleh Islandia, Finlandia, dan Norwegia.

Indeks ini mengukur berbagai aspek kondisi kerja perempuan berdasarkan 10 indikator, termasuk kesetaraan upah, pendidikan, cuti orang tua berbayar, dan keterwakilan politik. Negara-negara Nordik mendominasi peringkat atas berkat kebijakan kesetaraan gender yang kuat serta dukungan bagi orang tua bekerja.

New Zealand menjadi negara dengan perbaikan paling signifikan, naik delapan peringkat ke posisi lima, sejajar dengan Prancis dan Portugal. Sementara itu, Inggris dan Kanada berada di posisi ke-14, Italia ke-16, dan Amerika Serikat di peringkat ke-19.

Secara keseluruhan, survei mencatat peningkatan representasi perempuan di dewan perusahaan, naik menjadi 33 persen dari sebelumnya 21 persen pada 2016. Inggris, Prancis, dan Selandia Baru hampir mencapai paritas gender dalam kepemimpinan perusahaan.

Namun, meskipun ada kemajuan dalam pendidikan, partisipasi tenaga kerja perempuan tetap rendah, yang berdampak pada prospek karier dan kesenjangan upah gender. Secara global, upah median perempuan 11,4 persen lebih rendah dibandingkan laki-laki, dengan Jepang dan Australia menjadi salah satu negara dengan kesenjangan terbesar.

Di bidang politik, tingkat representasi perempuan secara global mencapai 34 persen, dengan Inggris mencatat peningkatan jumlah perempuan di parlemen dari 35 persen menjadi 41 persen setelah pemilu tahun lalu. Jepang, meski masih rendah, mencatat angka 16 persen anggota parlemen perempuan—rekor tertinggi dalam sejarah negara itu.

Menariknya, meski Jepang dan Korea Selatan memiliki kebijakan cuti ayah berbayar paling dermawan di OECD, hanya sedikit ayah yang memanfaatkan kebijakan tersebut untuk mengasuh anak di rumah.

Sc ; KN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Nissan Ganti CEO: Ivan Espinosa Ambil Alih, Makoto Uchida Mundur Setelah Gagal Pulihkan Perusahaan

12 March 2025 - 17:10 WIB

Pencarian Tanpa Henti: Keluarga Korban WNI Tsunami Jepang 2011 Berharap Dapat Membawa Pulang Jenazah yang Hilang

12 March 2025 - 16:10 WIB

Ngeri! Wanita 22 Tahun Tewas Ditikam di Tokyo Saat Livestreaming, Pelaku Pria 42 Tahun Berhasil Ditangkap

12 March 2025 - 15:10 WIB

Pasangan Hidup Bersama di Jepang: Tantangan Hukum dan Harapan untuk Perubahan

12 March 2025 - 14:10 WIB

Pemerintah Jepang Setujui Kebijakan Dasar Program Magang Asing dengan Skema Baru

12 March 2025 - 13:10 WIB

Trending on News