Pemerintah Jepang tengah bersiap melakukan reformasi besar dalam sistem pendidikan pascasarjana dengan memperkenalkan program terpadu sarjana–magister selama lima tahun di seluruh negeri. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah mahasiswa pascasarjana serta memperbanyak tenaga profesional terampil di tengah menyusutnya populasi tenaga kerja Jepang.
Kementerian Pendidikan Jepang mengajukan proposal ini pada Rabu (2 Oktober) dalam sidang subkomite Dewan Pusat Pendidikan (Central Council for Education), dengan target penerapan resmi paling cepat tahun ajaran 2026.
Dalam sistem saat ini, mahasiswa di Jepang biasanya menempuh empat tahun studi sarjana dan dua tahun studi magister. Reformasi baru ini akan memangkas total waktu menjadi lima tahun, dengan memungkinkan mahasiswa menyelesaikan program magister hanya dalam satu tahun setelah menyelesaikan empat tahun program sarjana.
Selain itu, mahasiswa juga akan dapat mengambil mata kuliah tingkat magister selagi masih berstatus mahasiswa sarjana, menciptakan jalur pendidikan yang lebih fleksibel dan efisien untuk menghasilkan lulusan siap kerja dengan kualifikasi tinggi.
Sejumlah universitas besar Jepang sebenarnya telah mulai menguji model pendidikan terpadu ini.
Hitotsubashi University, misalnya, menawarkan program sarjana–magister 5 tahun di bidang bisnis, ekonomi, hukum, dan ilmu sosial. Sementara itu, Keio University meluncurkan program “4-Year Integrated Bachelor’s–Master’s Program” yang memungkinkan mahasiswa menyelesaikan kedua jenjang dalam waktu singkat melalui kurikulum berkesinambungan.
Reformasi ini juga tidak lepas dari tantangan demografis Jepang yang menghadapi penurunan populasi usia produktif dan kekurangan tenaga ahli di berbagai sektor industri.
Menurut laporan Reuters, banyak daerah dan usaha kecil di Jepang mengalami kesulitan merekrut pekerja, bahkan untuk posisi dengan keahlian dasar.
Dengan mempercepat jalur pendidikan tinggi, pemerintah berharap dapat memperbanyak lulusan dengan keterampilan lanjutan di bidang teknologi, energi, serta layanan publik. Selain itu, reformasi ini juga diharapkan dapat menarik lebih banyak mahasiswa internasional dan pekerja profesional dewasa yang ingin melanjutkan studi singkat untuk meningkatkan kompetensi.
Reformasi pendidikan tinggi ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Jepang untuk mencetak lebih banyak tenaga ahli berdaya saing global, sekaligus menjawab tantangan demografi yang membuat negara itu kekurangan sumber daya manusia di masa depan.
Sc : JT