Dalam bahasa Jepang, salah satu kata serba guna yang sering kamu dengar adalah 「大丈夫」(daijoubu). Secara harfiah, kata ini berarti “tidak apa-apa”, tapi dalam konteks sehari-hari, daijoubu bisa digunakan untuk menyatakan penolakan secara halus—tanpa membuat suasana jadi canggung.
🔁 Arti Dasar ‘Daijoubu’
「大丈夫」(daijoubu) punya banyak arti tergantung konteks, seperti:
-
Aku baik-baik saja
-
Gak masalah
-
Tidak perlu
-
Tidak apa-apa
Contoh umum:
-
ケガしてない?
(Kega shitenai? – Kamu nggak terluka?)
👉 大丈夫だよ。(Daijoubu da yo. – Aku baik-baik saja.)
Tapi kalau kamu pakai untuk menolak sesuatu, artinya bisa bergeser menjadi:
“Nggak usah”, “Terima kasih, tapi tidak perlu”, atau “Aku nggak mau, tapi sopan ya bilangnya.”
🛑 Menolak dengan ‘Daijoubu’
Orang Jepang sering memakai ‘daijoubu’ saat ingin menolak dengan cara yang tidak langsung atau agresif.
Misalnya ketika ditawari makanan, bantuan, atau ajakan.
🟢 Contoh:
-
A: もう一杯いかがですか?
(Mou ippai ikaga desu ka? – Mau satu gelas lagi?) -
B: あ、だいじょうぶです。
(A, daijoubu desu. – Oh, nggak usah, terima kasih.)
📝 Nuansanya:
-
Halus dan tidak konfrontatif
-
Tidak memotong mood atau membuat lawan bicara tersinggung
-
Terasa seperti “aku menghargai niat baikmu, tapi cukup ya”
⚠️ Tapi Hati-Hati!
Penggunaan ‘daijoubu’ juga bisa membingungkan kalau konteksnya tidak jelas. Bisa berarti “iya” atau “tidak” tergantung nada dan ekspresi wajah.
Contoh bingung:
-
A: 飲み物、いりますか? (Minuman, mau?)
-
B: 大丈夫です。
→ Apakah maksudnya: “Mau” karena semuanya baik-baik saja?
→ Atau: “Nggak mau” karena sudah cukup?
Karena itu, seringkali di tempat kerja atau situasi formal, orang Jepang akan menambahkan sedikit penjelasan, seperti:
-
大丈夫です、もうお腹いっぱいです。
(Daijoubu desu, mou onaka ippai desu. – Nggak usah, aku sudah kenyang.)
🎯 Tips Penggunaan
Situasi | Kalimat Penolakan Halus |
---|---|
Menolak tawaran makanan | ありがとうございます。でも、大丈夫です。 |
Menolak bantuan | すみません、大丈夫です。自分でやります。 |
Menolak ajakan ringan | 今回は大丈夫です。また今度お願いします。 |
‘Daijoubu’ adalah senjata rahasia orang Jepang untuk menolak dengan elegan tanpa menyakiti perasaan orang lain. Penggunaannya menunjukkan bagaimana budaya Jepang sangat menjunjung keharmonisan dan komunikasi tidak langsung. Tapi hati-hati, konteks dan nada suara sangat penting agar maknanya tidak disalahpahami!