Pengadilan Distrik Kumamoto memulai persidangan terhadap dua pria asal Vietnam yang didakwa mencuri 33 pohon bonsai dari sebuah toko spesialis bonsai di Mifune, Prefektur Kumamoto.
Putusan akan diumumkan pada 12 Maret.
Terdakwa pertama adalah pria 24 tahun yang tinggal di Iga, Prefektur Mie, sementara terdakwa kedua adalah pria 29 tahun tanpa alamat tetap.
Keduanya dituduh menerobos masuk dan mencuri 33 bonsai dari Gashoen, sebuah tempat budidaya bonsai di Mifune, pada 8 Mei 2024, sekitar pukul 01.35 pagi.
Nilai total bonsai yang dicuri mencapai 18,8 juta yen (sekitar Rp1,9 miliar).
Mereka juga didakwa melanggar hukum imigrasi karena melebihi izin tinggal (overstay), sementara terdakwa 24 tahun menghadapi tambahan dakwaan atas budidaya ganja, melanggar undang-undang pengendalian narkotika Jepang.
Dalam sidang 26 Februari, terdakwa 24 tahun mengungkapkan bahwa ia tiba di Jepang pada April 2019 sebagai peserta magang teknis dengan kontrak satu tahun. Namun, ia melarikan diri dari tempat pelatihan karena gaji rendah dan pekerjaan tidak sesuai kesepakatan.
Karena status ilegalnya, ia kesulitan mendapatkan pekerjaan dan penghasilannya bahkan lebih kecil dibanding saat magang. Ia kemudian menemukan pekerjaan ilegal di sebuah situs yang digunakan komunitas Vietnam ilegal di Jepang, dengan tawaran upah 500.000 hingga 1 juta yen.
Tawaran itu adalah mencuri bonsai.
Menurutnya, seorang pria bernama “Roy” adalah pemimpin kelompok pencurian, tetapi ia tidak pernah bertemu langsung dengannya. Bersama dua orang lainnya, termasuk terdakwa 29 tahun, ia pergi ke lokasi pencurian.
Tugasnya adalah menunggu di luar tembok dan memasukkan bonsai curian ke mobil.
Dari rekaman kamera pengawas, pencurian berlangsung sekitar 35 menit. Ia mengaku ketakutan karena ini pertama kalinya ia melakukan pencurian.
Bonsai yang dicuri disembunyikan di pegunungan Kagoshima, kemudian diangkut ke Aichi atas perintah “Roy”. Namun, ia hanya menerima 100.000 yen, jauh dari janji awal.
Setelah berpisah dari kelompok itu, ia kemudian terlibat dalam budidaya ganja dengan janji gaji 200.000 yen plus biaya hidup, tetapi ia ditangkap pada September 2024 sebelum ganja sempat dipanen. Akibatnya, ia tidak menerima uang sepeser pun.
Sidang Terdakwa 29 Tahun
Dalam sidang 25 Februari, terdakwa 29 tahun mengaku awalnya menolak tawaran pencurian meski dijanjikan bayaran 300.000-400.000 yen. Namun, karena kesulitan ekonomi dan tidak bisa mendapatkan pekerjaan legal akibat statusnya sebagai imigran ilegal, ia akhirnya menerima tawaran tersebut.
Ia mengaku tidak tahu apa itu bonsai dan berapa nilainya, tetapi ia memahami bahwa pohon itu tidak bisa tumbuh dalam satu atau dua hari.
“Saya yakin pemiliknya sangat marah,” katanya di persidangan.
Ia hanya menerima 80.000 yen setelah dipotong biaya transportasi sebesar 20.000 yen.
Sebagai bentuk tanggung jawab, ia menawarkan 200.000 yen sebagai ganti rugi, tetapi korban belum memberikan tanggapan.
Tuntutan Jaksa
Jaksa menuntut hukuman:
- Terdakwa 24 tahun: 8 tahun penjara + denda 700.000 yen + penyitaan tanaman ganja.
- Terdakwa 29 tahun: 5 tahun penjara.
Sementara itu, pengacara pembela meminta hukuman percobaan, dengan alasan kedua terdakwa menyesali perbuatannya dan berada dalam posisi subordinat dalam kejahatan ini.
Sc : asahi