Menu

Dark Mode
💧 Tempat Minum Gratis Air Bersih di Jepang: Hemat & Praktis! Komisi I DPR RI Rampungkan Uji Kelayakan 24 Calon Dubes, Jepang Diisi Nurmala Kartini Sjahrir Ryokuoushoku Shakai Umumkan Tur Konser Asia, Gelar di Jakarta 7 November Season 3 Anime Record of Ragnarok Tayang Desember 2025 dengan Sutradara dan Desainer Karakter Baru Taiwan Diundang Hadiri Upacara Peringatan Bom Atom di Nagasaki Dua Wanita di Bar Hamamatsu Tewas Ditikam, Pelaku Langsung Ditangkap di Tempat Kejadian

Bahasa Jepang

Kenapa Kalimat Jepang Sering Diakhiri dengan ‘Kedo’ (けど)?

badge-check


					Kenapa Kalimat Jepang Sering Diakhiri dengan ‘Kedo’ (けど)? Perbesar

Ujung Kalimat yang Terdengar Menggantung, Tapi Justru Sopan

Pernahkah kamu mendengar orang Jepang berbicara dan mengakhiri kalimatnya dengan “kedo” (けど)—walaupun kalimat tersebut tidak terdengar seperti pernyataan yang “belum selesai”? Misalnya:

  • 「行きたいけど…」 (ikitai kedo…)

  • 「ちょっと高いけど…」 (chotto takai kedo…)

  • 「できるけど…」 (dekiru kedo…)

Apa sebenarnya fungsi dari “けど” ini? Apakah artinya selalu “tetapi”? Kenapa sering dipakai, bahkan saat tidak ada penolakan atau perbandingan?

Mari kita bahas.


1. Arti Dasar “けど”

Secara harfiah, “kedo” berarti “tetapi” atau “namun”, dan digunakan untuk menyambungkan dua klausa yang bertentangan:

例:行きたいけど、時間がない。
(Ikitai kedo, jikan ga nai.)
“Aku ingin pergi, tapi tidak ada waktu.”

Namun, dalam percakapan sehari-hari, “kedo” sering kali berdiri di akhir kalimat—dan di sinilah maknanya menjadi lebih halus.


2. “けど” Sebagai Penanda Kerendahan Hati

Dalam budaya Jepang yang sangat memperhatikan kesopanan dan keharmonisan, menyampaikan sesuatu secara langsung bisa dianggap terlalu tegas. Dengan menambahkan “kedo” di akhir, kalimat terdengar lebih lembut, terbuka untuk tanggapan, dan tidak memaksa.

Contoh:

「行きたいけど…」
“Aku ingin pergi, tapi…”
→ Maknanya bisa: “Aku ingin pergi, tapi terserah kamu juga.” / “Aku nggak mau maksa, ya.”

「いいけど…」
“Boleh saja, tapi…”
→ Menunjukkan ada keraguan, atau memberi kesempatan orang lain menyampaikan pendapat.


3. Cara Halus untuk Tidak Terlalu Tegas

Alih-alih berkata langsung “tidak suka” atau “tidak setuju”, banyak penutur asli Jepang menggunakan “kedo” untuk membiarkan pendapatnya terbuka tanpa menolak langsung.

Contoh:

「ちょっと高いけど…」
“Agak mahal sih, tapi…”
→ Tidak serta-merta menolak membeli, tapi memberi isyarat bahwa harganya jadi bahan pertimbangan.


4. Menyisipkan Undangan untuk Respon

Menambahkan “けど” di akhir juga sering berfungsi sebagai isyarat tidak langsung agar lawan bicara merespons atau menanggapi.

Contoh:

「明日、暇だけど…」
“Besok aku luang, lho…”
→ Tersirat ingin mengajak jalan, tapi menunggu inisiatif dari lawan bicara.


5. Alternatif Kata “けど” yang Lebih Formal

  • が (ga) – Versi yang lebih sopan, sering dipakai dalam situasi formal.
    Contoh:
    「行きたいですが…」(ikitai desu ga…)

  • けれど / けれども – Bentuk lebih panjang, terdengar lebih sopan.
    Contoh:
    「できるけれども…」


Kesimpulan

Meskipun secara harfiah “けど” berarti “tetapi”, penggunaannya dalam bahasa Jepang jauh lebih luas dan penuh nuansa. Di akhir kalimat, “けど” bisa menyampaikan:

✅ Keraguan atau pertimbangan
✅ Ajakan tidak langsung
✅ Kesopanan atau merendah
✅ Kesediaan untuk berdiskusi lebih lanjut

Jadi, kalau kamu dengar kalimat yang “menggantung” diakhiri kedo, jangan bingung. Bisa jadi itu cara sopan orang Jepang memberi ruang untukmu merespons.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

🙇‍♂️ “Sumimasen”: Satu Kata Seribu Makna dalam Budaya Jepang

5 July 2025 - 18:30 WIB

Kenapa Orang Jepang Mengangkat Telepon dengan ‘Moshi Moshi’? Begini Penjelasannya!

5 July 2025 - 11:30 WIB

‘Chotto’ dan ‘Sukoshi’: Cara Menyatakan ‘Sedikit’ dalam Bahasa Jepang

4 July 2025 - 13:40 WIB

Ungkapan Bahasa Jepang untuk Mengungkapkan Penyesalan yang Halus

2 July 2025 - 17:30 WIB

Bahasa Jepang dalam Dunia Festival: Kosakata dan Ungkapan yang Harus Diketahui

1 July 2025 - 20:00 WIB

Trending on Bahasa Jepang