Bahasa Jepang dikenal dengan nuansa kesopanan dan kehalusannya, termasuk dalam menyampaikan rasa penyesalan. Berbeda dari kata “maaf” biasa seperti sumimasen atau gomen nasai, ungkapan penyesalan dalam bahasa Jepang bisa muncul dalam bentuk-bentuk halus yang menyiratkan perasaan bersalah atau menyesal tanpa terdengar langsung menyalahkan diri sendiri atau orang lain.
Berikut adalah beberapa ungkapan halus yang sering digunakan oleh orang Jepang saat ingin menyampaikan penyesalan dengan cara yang sopan dan elegan:
1. 申し訳ありません (Moushiwake arimasen)
Artinya: Saya benar-benar minta maaf / Tidak ada alasan yang bisa saya berikan.
Digunakan dalam situasi formal saat merasa sangat bersalah. Ini bukan hanya minta maaf, tapi juga menyiratkan penyesalan mendalam.
Contoh:
「このような結果になり、申し訳ありません。」
Kono you na kekka ni nari, moushiwake arimasen.
(Saya menyesal hasilnya menjadi seperti ini.)
2. 反省しています (Hansei shiteimasu)
Artinya: Saya sedang merenung / menyesal / mengevaluasi diri.
Biasa digunakan dalam situasi serius seperti kesalahan di tempat kerja atau sekolah.
Contoh:
「軽率な行動について、反省しています。」
Keisotsu na koudou ni tsuite, hansei shiteimasu.
(Saya menyesal atas tindakan saya yang gegabah.)
3. 残念です (Zannen desu)
Artinya: Sayang sekali / Sangat disayangkan.
Ungkapan ini bisa mengandung rasa kecewa dan penyesalan, tanpa menyalahkan secara langsung.
Contoh:
「間に合わなくて残念です。」
Maniawanakute zannen desu.
(Saya menyesal tidak bisa tepat waktu.)
4. 〜ばよかった (…ba yokatta)
Artinya: Andai saja saya… / Seandainya saya…
Bentuk gramatikal yang digunakan untuk menyatakan penyesalan terhadap keputusan atau tindakan di masa lalu.
Contoh:
「もっと早く出発すればよかった。」
Motto hayaku shuppatsu sureba yokatta.
(Andai saja saya berangkat lebih awal.)
5. 悔しい (Kuyashii)
Artinya: Menyesal dan kesal (pada diri sendiri atau keadaan).
Ungkapan emosional yang kuat, sering dipakai ketika seseorang merasa gagal atau kecewa atas sesuatu yang nyaris berhasil.
Contoh:
「最後で負けてしまって、悔しいです。」
Saigo de makete shimatte, kuyashii desu.
(Saya kalah di akhir dan sangat menyesal.)
6. 仕方がない (Shikata ga nai)
Artinya: Tidak bisa diapa-apakan lagi.
Ungkapan pasrah atau menerima keadaan dengan nada sedikit menyesal. Kadang digunakan untuk menghibur diri sendiri atau orang lain.
Contoh:
「もう終わってしまったことだから、仕方がないね。」
Mou owatte shimatta koto dakara, shikata ga nai ne.
(Itu sudah terjadi, jadi tidak bisa dihindari lagi.)
Penyesalan dalam bahasa Jepang bukan hanya soal mengatakan “maaf”. Banyak cara yang lebih halus dan kontekstual digunakan untuk mengungkapkan rasa bersalah, kecewa, atau refleksi diri, tergantung pada situasi dan hubungan dengan lawan bicara.
Dengan memahami nuansa ini, kamu tidak hanya terlihat lebih sopan, tapi juga lebih peka secara budaya saat berkomunikasi dalam bahasa Jepang.