Menu

Dark Mode
Menlu Jepang Desak Perdagangan Bebas di Tengah Ancaman Tarif Tinggi AS terhadap Jepang dan ASEAN โ€˜Yabaiโ€™ dalam Berbagai Konteks: Dari Bahaya Hingga Keren Lebih dari 1.000 Gempa Guncang Kepulauan Tokara Sejak 21 Juni Skandal Joki Ujian Bahasa Jepang: Polisi Osaka Tangkap 5 Warga Vietnam Wali Kota Itล Mundur karena Dugaan Pemalsuan Riwayat Pendidikan Dua Pendaki Asal AS Diselamatkan dari Gunung Fuji, Nekat Mendaki Sebelum Jalur Resmi Dibuka

Culture

Kenapa Orang Jepang Jarang Memberi Pelukan atau Jabat Tangan?

badge-check


					Kenapa Orang Jepang Jarang Memberi Pelukan atau Jabat Tangan? Perbesar

Di banyak negara, pelukan dan jabat tangan adalah cara umum untuk menyapa atau menunjukkan keakraban. Namun, di Jepang, dua gestur ini jarang dilakukan dalam interaksi sehari-hari. Bahkan, banyak orang Jepang merasa canggung atau tidak nyaman saat harus berjabat tangan atau dipeluk, terutama oleh orang asing.

Kenapa orang Jepang lebih memilih membungkuk (ojigi, ใŠ่พžๅ„€) dibanding berjabat tangan atau berpelukan? Artikel ini akan membahas faktor budaya, sejarah, dan etiket sosial Jepang yang membentuk kebiasaan ini.


1. Budaya Membungkuk sebagai Pengganti Jabat Tangan

Salah satu alasan utama mengapa orang Jepang jarang berjabat tangan adalah karena mereka sudah memiliki cara lain untuk menunjukkan rasa hormat dan kesopanan, yaitu membungkuk (ojigi, ใŠ่พžๅ„€).

๐Ÿ”น Membungkuk lebih dari sekadar gestur fisik โ€“ Ini adalah bagian penting dari komunikasi non-verbal yang digunakan untuk:
โœ… Menyapa seseorang
โœ… Mengungkapkan terima kasih
โœ… Meminta maaf
โœ… Menunjukkan penghormatan

๐Ÿ”น Jenis-jenis membungkuk di Jepang:

  • Eshaku (ไผš้‡ˆ, 15 derajat): Membungkuk ringan untuk salam santai.
  • Keirei (ๆ•ฌ็คผ, 30 derajat): Membungkuk lebih dalam untuk menunjukkan rasa hormat dalam situasi formal.
  • Saikeirei (ๆœ€ๆ•ฌ็คผ, 45 derajat atau lebih): Membungkuk sangat dalam sebagai tanda penghormatan tinggi atau permintaan maaf serius.

Karena ojigi sudah mencerminkan penghormatan, orang Jepang tidak merasa perlu untuk berjabat tangan seperti yang umum di budaya Barat.


2. Norma Sosial: Jarak Pribadi yang Dijaga dengan Ketat

Di Jepang, ada konsep “ma” (้–“), yang berarti menjaga ruang atau jarak dalam interaksi sosial.

๐Ÿšถโ€โ™‚๏ธ Jarak Pribadi (Personal Space) yang Lebih Lebar

  • Orang Jepang umumnya lebih nyaman dengan interaksi fisik yang minimal.
  • Mereka cenderung menghormati ruang pribadi orang lain dan tidak ingin melanggar batas tersebut.

๐Ÿค Jabat Tangan Bukan Kebiasaan Sehari-hari

  • Berbeda dengan budaya Barat, jabat tangan tidak lazim dalam kehidupan sosial Jepang, kecuali dalam situasi bisnis dengan orang asing.
  • Bahkan dalam pertemuan bisnis, beberapa orang Jepang lebih memilih membungkuk daripada berjabat tangan.

๐Ÿค— Pelukan? Itu Terlalu Intim!

  • Pelukan hanya umum di antara pasangan atau keluarga dekat.
  • Banyak orang Jepang merasa canggung atau tidak nyaman jika dipeluk oleh teman atau kolega.

3. Pengaruh Budaya dan Sejarah Jepang

Selain faktor sosial, ada beberapa alasan budaya dan sejarah yang membuat orang Jepang kurang terbiasa dengan kontak fisik seperti jabat tangan atau pelukan.

๐Ÿ”น 1. Nilai Kesopanan dalam Budaya Jepang

Jepang adalah masyarakat yang sangat menghargai kesopanan (็คผๅ„€, reigi) dan harmoni sosial (ๅ’Œ, wa).

  • Interaksi fisik berlebihan bisa dianggap mengganggu atau kurang sopan.
  • Sebagai gantinya, ekspresi penghormatan lebih banyak dilakukan melalui gestur, bahasa tubuh, dan intonasi suara.

๐Ÿ”น 2. Pengaruh Zaman Edo dan Samurai

Pada masa feodal, para samurai selalu berjaga-jaga terhadap ancaman.

  • Menyentuh orang lain terlalu dekat bisa dianggap sebagai tanda agresi atau bahkan ancaman.
  • Akibatnya, masyarakat Jepang mengembangkan budaya interaksi yang lebih minim kontak fisik.

๐Ÿ”น 3. Pengaruh Buddhisme dan Shinto

Agama Shinto dan Buddhisme, yang sangat berpengaruh dalam budaya Jepang, juga mengajarkan kesadaran terhadap kebersihan dan ketertiban.

  • Menjaga jarak dalam interaksi sosial mencerminkan rasa hormat terhadap orang lain dan lingkungan sekitar.

4. Jabat Tangan di Jepang: Kapan Bisa Dilakukan?

Walaupun tidak umum dalam kehidupan sehari-hari, jabat tangan tetap bisa terjadi dalam beberapa situasi, terutama jika melibatkan orang asing.

โœ… Situasi di mana jabat tangan bisa diterima:

  • Pertemuan bisnis internasional
  • Saat berinteraksi dengan orang asing yang tidak terbiasa dengan budaya Jepang
  • Setelah kesepakatan bisnis penting sebagai tanda persetujuan

โŒ Situasi di mana jabat tangan kurang umum:

  • Dalam interaksi sosial sehari-hari
  • Saat bertemu teman atau keluarga
  • Dalam lingkungan formal Jepang yang lebih tradisional

๐Ÿ’ก Tips Jika Berada di Jepang:

  • Jangan langsung mengulurkan tangan untuk berjabat sebelum melihat reaksi lawan bicara.
  • Jika mereka membungkuk, cukup ikuti dengan membungkuk juga.
  • Jika mereka menawarkan jabat tangan, lakukan dengan ringan tanpa terlalu erat.

5. Bagaimana Jika Orang Jepang Menyentuh atau Memeluk?

Meskipun jarang, ada beberapa kasus di mana orang Jepang bisa lebih santai dalam hal kontak fisik:

๐Ÿ‘ฉโ€โค๏ธโ€๐Ÿ‘จ Dalam Hubungan Romantis

  • Pasangan mungkin lebih sering berpegangan tangan atau berpelukan, tetapi umumnya tidak dilakukan di depan umum (PDA masih dianggap kurang sopan).

๐Ÿ‘จโ€๐Ÿ‘ฉโ€๐Ÿ‘งโ€๐Ÿ‘ฆ Dalam Keluarga

  • Anak kecil mungkin sering dipeluk oleh orang tua mereka, tetapi seiring bertambahnya usia, interaksi fisik cenderung berkurang.

๐Ÿ‘ฌ Di Kalangan Anak Muda atau Pengaruh Budaya Barat

  • Generasi muda Jepang yang sering berinteraksi dengan budaya Barat mungkin lebih terbuka dengan jabat tangan atau pelukan, terutama saat berinteraksi dengan orang asing.

Orang Jepang jarang berjabat tangan atau berpelukan karena berbagai alasan budaya, sosial, dan sejarah. Mereka lebih memilih membungkuk sebagai cara untuk menunjukkan rasa hormat tanpa perlu melakukan kontak fisik yang berlebihan.

๐Ÿ”น Membungkuk (ojigi) adalah cara utama menyapa dan menunjukkan penghormatan.
๐Ÿ”น Menjaga jarak pribadi adalah norma dalam interaksi sosial.
๐Ÿ”น Sejarah dan pengaruh agama membuat orang Jepang lebih menghargai interaksi tanpa sentuhan.
๐Ÿ”น Jabat tangan hanya umum dalam interaksi bisnis internasional, tetapi tidak dalam kehidupan sehari-hari.

๐Ÿ’ก Jika berkunjung ke Jepang, cara terbaik adalah mengikuti kebiasaan mereka:
โœ… Jangan memaksakan jabat tangan atau pelukan.
โœ… Jika ragu, cukup membungkuk sebagai bentuk penghormatan.
โœ… Jika orang Jepang menawarkan jabat tangan, lakukan dengan ringan dan tidak terlalu erat.

Dengan memahami budaya ini, kita bisa menghormati cara orang Jepang berinteraksi dan lebih mudah membangun hubungan yang baik dengan mereka. ๐Ÿ˜Š

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

๐Ÿก Engawa: Teras Kayu yang Jadi Batas Antara Dalam dan Luar Rumah

10 July 2025 - 13:30 WIB

๐ŸŽ‹ Tanabata: Festival Harapan yang Ditulis di Kertas Warna-Warni

9 July 2025 - 13:30 WIB

๐Ÿฎ Noren: Tirai Tradisional Jepang yang Punya Banyak Arti

9 July 2025 - 06:23 WIB

๐Ÿ™‡โ€โ™‚๏ธ โ€œSumimasenโ€: Satu Kata Seribu Makna dalam Budaya Jepang

5 July 2025 - 18:30 WIB

Kenapa Banyak Orang Jepang Lebih Suka Mandi di Malam Hari? Ritual Relaksasi Sebelum Tidur

4 July 2025 - 18:30 WIB

Trending on Culture