Kalau kamu pernah jalan-jalan ke Jepang, pasti sadar satu hal unik: trotoar dan jalanan di sana nyaris bebas sampah, padahal tempat sampah umum sangat sedikit. Kok bisa? Yuk, kita bedah alasannya!
🧹 1. Budaya Membawa Pulang Sampah
Di Jepang, sejak kecil orang diajarkan untuk tidak membuang sampah sembarangan. Prinsipnya sederhana: sampah yang kamu hasilkan adalah tanggung jawabmu sendiri.
Mereka terbiasa membawa kantong plastik kecil untuk menyimpan bungkus makanan atau botol kosong, lalu membuangnya di rumah.
🗑️ 2. Tempat Sampah Dihilangkan Setelah Insiden Bersejarah
Salah satu alasan tempat sampah umum langka adalah peristiwa serangan gas sarin di Tokyo pada 1995. Setelah itu, banyak tempat sampah di stasiun dan area publik dihilangkan demi keamanan.
Sejak itu, masyarakat makin terbiasa mandiri soal sampah.
👀 3. Malu Kalau Ketahuan Buang Sampah Sembarangan
Dalam budaya Jepang, pandangan orang lain sangat berpengaruh. Buang sampah sembarangan bisa membuat orang dianggap tidak punya tata krama. Jadi daripada malu, lebih baik bawa pulang sampah sendiri.
🧑🔧 4. Kebiasaan Bersih-Bersih
Di banyak sekolah dan kantor, bersih-bersih adalah bagian dari rutinitas harian. Ini membentuk kebiasaan menjaga kebersihan di mana pun berada.
Hasilnya? Trotoar tetap bersih, bahkan tanpa petugas kebersihan khusus yang patroli setiap jam.
🌿 5. Sampah Dipilah dan Dikelola dengan Ketat
Selain bersih, sampah di Jepang dipilah dengan detail: burnable, non-burnable, botol plastik, kaleng, hingga limbah besar punya jadwal dan aturan khusus. Jadi, orang lebih suka bawa pulang sampahnya agar bisa dibuang sesuai aturan.
Trotoar bersih di Jepang bukan keajaiban, tapi hasil budaya disiplin, tanggung jawab, dan rasa malu kalau bikin lingkungan kotor. Mungkin agak merepotkan, tapi inilah yang membuat Jepang jadi salah satu negara terbersih di dunia.