Data awal pemerintah Jepang yang dirilis pada Jumat (26/1) menunjukkan bahwa jumlah menginap di fasilitas akomodasi di Jepang oleh wisatawan domestik dan asing meningkat 5,5 persen pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai rekor baru sebanyak total 651,49 juta malam. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh kunjungan wisatawan asing, yang jumlah menginapnya melonjak 38,8 persen menjadi 163,48 juta malam, didukung oleh melemahnya nilai yen.
Sementara itu, jumlah menginap oleh penduduk Jepang turun 2,3 persen menjadi 488,01 juta malam. Seorang pejabat Badan Pariwisata Jepang menyatakan bahwa hal ini menandai melambatnya gelombang perjalanan domestik pasca-pandemi COVID-19. Rekor sebelumnya adalah 617,47 juta malam pada tahun 2023.
Dengan wisatawan yang terus berpusat di wilayah perkotaan besar seperti Tokyo, Aichi, dan Osaka, pemerintah Jepang sedang merancang langkah-langkah untuk mengatasi overtourism (kelebihan kunjungan wisatawan) dan mendorong perjalanan ke daerah-daerah lain.
Pada Desember 2024 saja, jumlah menginap mencapai 55,82 juta malam, naik 6,3 persen dari Desember tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, wisatawan asing menyumbang 15,29 juta malam.
Data revisi untuk November 2024 menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan asing meningkat di 43 dari 47 prefektur di Jepang. Tottori di Jepang barat mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 117 persen dengan 21.610 malam menginap, diikuti oleh Ishikawa di Jepang tengah dengan pertumbuhan 116 persen dan 297.390 malam menginap.
Angka-angka ini dihitung berdasarkan jumlah orang dikalikan dengan jumlah malam mereka menginap, menurut Badan Pariwisata Jepang. Dengan lonjakan kunjungan wisatawan asing, Jepang terus memantapkan diri sebagai destinasi populer global, meski tantangan seperti overtourism perlu diatasi untuk menjaga keseimbangan pariwisata.
Sc : KN