Lebih dari 3.000 karyawan grup perusahaan Toshiba di Jepang telah mengajukan program pensiun dini sebagai bagian dari rencana restrukturisasi perusahaan, menurut sumber yang mengetahui situasi tersebut pada Jumat. Jumlah ini setara dengan sekitar 5 persen dari total tenaga kerja domestik grup Toshiba.
Langkah ini dilakukan setelah Toshiba memutuskan untuk menjadi perusahaan privat tahun lalu melalui pembelian senilai 2 triliun yen (sekitar Rp 276 triliun) oleh konsorsium yang dipimpin oleh Japan Industrial Partners Inc.
Pada Mei, Toshiba mengumumkan akan memangkas hingga 6 persen dari tenaga kerjanya di Jepang, atau sekitar 4.000 karyawan, dengan menawarkan paket pensiun dini.
Karyawan yang mengajukan program ini dijadwalkan akan meninggalkan perusahaan pada akhir November. Mereka akan menerima uang pensiun dan bantuan mencari pekerjaan baru.
Sebagai tambahan, ratusan karyawan akan dipindahkan ke sektor-sektor pertumbuhan, seperti bisnis infrastruktur, untuk mengoptimalkan sumber daya manusia. Kantor pusat Toshiba di Tokyo juga akan digabungkan ke lokasi lain di Kawasaki, dekat ibu kota Jepang.
Toshiba, yang memiliki lebih dari 65.000 karyawan di grup perusahaannya di Jepang pada akhir September, diperkirakan akan mencatat kerugian terkait restrukturisasi ini pada tahun fiskal yang berakhir Maret.
Toshiba telah menghadapi berbagai masalah sejak 2010-an, mulai dari skandal akuntansi hingga kerugian besar pada unit nuklirnya di Amerika Serikat. Perusahaan ini menghapuskan pencatatan sahamnya pada Desember lalu untuk menghindari intervensi lebih lanjut dari para pemegang saham aktivis.
Sc : kyodo