Menurut survei terbaru, lebih dari 30 persen turis asing yang mengunjungi Jepang pada tahun 2024 menghadapi masalah terkait overtourism selama perjalanan mereka. Lebih dari 60 persen responden menyatakan bersedia membayar biaya lebih tinggi untuk mengurangi kepadatan dan melindungi sumber daya alam serta budaya.
Survei ini dilakukan oleh Development Bank of Japan dan Japan Travel Bureau Foundation, melibatkan 7.796 responden dari Asia, Inggris, Prancis, Amerika Serikat, dan Australia, selama 8-18 Juli. Hasil survei yang dirilis Oktober ini menunjukkan bahwa kepadatan di destinasi wisata menjadi masalah paling umum, dialami oleh 32 persen responden, naik dari 30 persen dalam survei tahun 2019 sebelum pandemi COVID-19.
Masalah kedua yang paling banyak disebutkan adalah etika buruk, seperti membuang sampah sembarangan atau memasuki area terlarang.
Potensi Kenaikan Biaya untuk Mengatasi Overtourism
Sebanyak 63 persen responden mendukung penerapan biaya lebih tinggi di destinasi wisata dan fasilitas lain di Jepang untuk mengurangi kepadatan dan melindungi situs tersebut, meningkat dibandingkan 43 persen pada tahun 2019.
Ketertarikan pada Pariwisata Pedesaan
Survei juga menunjukkan potensi besar pariwisata pedesaan, dengan 97 persen responden yang pernah atau berencana mengunjungi Jepang menyatakan minat untuk menjelajahi wilayah pedesaan. Namun, hanya kurang dari 10 persen yang benar-benar pernah bepergian ke daerah-daerah tersebut.
Daya Tarik Expo Dunia 2025 di Osaka
Sebanyak 72 persen responden yang memiliki rencana ke Jepang ingin mengunjungi Expo Dunia 2025 di Osaka, dan 42 persen dari mereka menyebutkan bahwa acara tersebut menjadi alasan utama perjalanan mereka ke Jepang.
Sc : JT