ANA Holdings Jepang mengumumkan pada Selasa bahwa mereka berencana untuk memesan hingga 77 pesawat, dalam kesepakatan terbesar dalam sejarah perusahaan berdasarkan jumlah pesawat. Pemesanan ini bernilai lebih dari 2,1 triliun yen ($14 miliar) berdasarkan harga katalog, meskipun biasanya maskapai mendapatkan diskon hingga 50% dari harga resmi, menurut analis penerbangan.
Pesanan Terbesar dalam Sejarah ANA
Kesepakatan ini mencakup 68 pesanan pasti dan 9 opsi tambahan, dengan rincian:
- 30 pesawat dari Boeing, termasuk 18 Boeing 787 wide-body dan 8 Boeing 737 MAX.
- 27 pesawat dari Airbus, semuanya dari keluarga A321neo.
- 20 pesawat dari Embraer, yakni 15 Embraer E190-E2 regional jet.
Pengiriman pesawat dijadwalkan berlangsung antara 2028 hingga 2033.
Pertumbuhan sektor pariwisata di Jepang meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, dengan jumlah wisatawan tahunan mencapai rekor tertinggi. ANA menyatakan bahwa pemesanan pesawat ini mencerminkan perkiraan peningkatan permintaan penumpang, termasuk dari wisatawan asing.
“Melihat pertumbuhan pasar secara keseluruhan, kami ingin menyesuaikan kapasitas sesuai kebutuhan,” ujar Daisuke Suzuki, Direktur Strategi Perusahaan ANA.
Pesawat Embraer yang dipesan akan memungkinkan ANA untuk menyesuaikan kapasitas operasional dalam jangka menengah dan panjang, terutama untuk penerbangan domestik.
Pesanan ANA ini menjadi terobosan bagi Embraer di pasar Jepang dan pukulan bagi Airbus, yang telah berusaha menempatkan A220 sebagai pilihan utama untuk pesawat regional di negara ini.
Sebelumnya, ANA telah memesan setidaknya 15 unit SpaceJet, pesawat regional buatan Jepang yang dikembangkan oleh Mitsubishi Heavy Industries. Namun, program ini dihentikan pada 2023 karena keterlambatan sertifikasi dan berbagai kendala lainnya.
ANA saat ini mengoperasikan 277 pesawat dan memperkirakan jumlah armadanya akan meningkat menjadi 320 pesawat pada tahun fiskal 2030. Selain penerbangan reguler, ANA juga mengelola maskapai berbiaya rendah Peach Aviation dan AirJapan.
Pada Januari lalu, ANA mengumumkan akan meningkatkan jumlah penerbangan internasional pada tahun fiskal 2025 untuk memenuhi lonjakan permintaan, meskipun jumlah penerbangan domestik akan tetap sama seperti tahun lalu.
Sc : reuters