Lebih dari separuh perusahaan besar di Jepang belum menggunakan kecerdasan buatan (AI) dalam proses rekrutmen lulusan baru, menurut survei terbaru Kyodo News. Hasil ini menunjukkan sikap hati-hati banyak perusahaan terhadap penggunaan AI untuk perekrutan, meskipun teknologi ini semakin umum digunakan di tempat kerja.
39% Penduduk yang Tinggal di Jepang Merasa Kesepian

Dari 117 perusahaan lintas industri yang disurvei—termasuk Mitsubishi Heavy Industries Ltd. dan Nippon Telegraph and Telephone Corp.—sebanyak 64 perusahaan menyatakan tidak menggunakan AI dalam rekrutmen mereka. Sementara itu, 36 perusahaan melaporkan telah menggunakan AI dalam berbagai bentuk, dengan 19 di antaranya menyebut analisis formulir lamaran sebagai penggunaan yang paling umum.
Tujuh perusahaan menggunakan AI untuk menganalisis wawancara daring, sedangkan lainnya memanfaatkan teknologi tersebut dalam peran tambahan seperti mentranskripsi wawancara atau menjawab pertanyaan dari pelamar. Namun, tidak ada satu pun perusahaan yang mengatakan mereka menggunakan AI untuk menilai wawancara tatap muka.
Survei yang dilakukan antara pertengahan Maret hingga awal April ini juga mengungkapkan kekhawatiran perusahaan terhadap potensi bias dalam penilaian berbasis AI serta keraguan atas kemampuan teknologi tersebut untuk secara akurat mengevaluasi kemampuan mahasiswa.
Beberapa perusahaan menyatakan bahwa penggunaan AI yang dilatih dengan data perekrutan internal bisa “mengurangi keberagaman,” sementara yang lain menekankan pentingnya komunikasi langsung antara perekrut dan kandidat.
Di sisi lain, perusahaan yang aktif menggunakan AI berpendapat bahwa teknologi ini dapat meningkatkan keadilan dalam proses seleksi dengan mengurangi ketergantungan pada penilaian subjektif individu—pandangan yang sangat kontras dengan perusahaan yang justru khawatir AI akan membawa bias tersendiri.
Pemerintah Jepang sendiri telah menyatakan bahwa ketergantungan berlebihan terhadap AI untuk pengambilan keputusan penting seperti rekrutmen adalah hal yang “tidak pantas,” sebagaimana tercantum dalam pedoman yang dirilis bulan Maret lalu.
Dari 36 perusahaan yang menggunakan AI dalam proses seleksi mereka, 32 menyatakan bahwa mereka memperhatikan pedoman tersebut, menunjukkan pendekatan yang hati-hati dalam penggunaan teknologi ini untuk keputusan akhir. Sementara itu, 17 perusahaan tidak memberikan jawaban jelas mengenai penggunaan AI dalam perekrutan mereka.
Sc : mainichi