Populasi tenaga kerja asing di Jepang terus meningkat, mencapai 2,74% dari total populasi. Jepang kini mengandalkan tenaga kerja asing untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja, namun banyak dari mereka menghadapi tantangan dalam beradaptasi dengan budaya serta lingkungan kerja yang keras.
Contohnya, Tran The Vinh, seorang pekerja Vietnam, memulai kariernya di Jepang sebagai trainee, menghadapi upah rendah dan biaya tinggi untuk agen penyalur, namun tetap bertahan demi kehidupan yang lebih baik. Meski awalnya sulit, ia akhirnya menemukan lingkungan kerja yang lebih baik setelah menempuh pendidikan di Jepang.
Pemerintah Jepang juga memperkenalkan visa “specified skills” pada 2019 dan mengupayakan reformasi program pelatihan teknis yang memungkinkan lebih banyak pekerja asing tanpa keahlian untuk bekerja mulai 2027. Jumlah warga asing di Jepang meningkat pesat, khususnya dari Vietnam, yang banyak di antaranya berusia 20-an hingga 30-an tahun, bahkan sudah membangun keluarga di Jepang.
Meski ada upaya untuk menyediakan layanan dalam banyak bahasa, bantuan masih kurang, sehingga banyak tenaga kerja asing merasa terisolasi. Dukungan seperti yang diberikan oleh Asosiasi Vietnam di Kitakyushu, yang didirikan oleh Ta Minh Thu, menawarkan bantuan bahasa dan layanan konseling. Namun, kebutuhan akan layanan yang lebih menyeluruh tetap ada agar warga asing dapat hidup setara dengan penduduk Jepang.
Sc : mainichi