Menu

Dark Mode
Gundam Base Pertama di AS Resmi Dibuka di Chicago, Hadirkan Produk Eksklusif dan Patung Gundam Setinggi 6 Kaki Mau Sewa Kimono? Bahasa Jepang untuk Dunia Penyewaan Kimono: Biar Lancar Saat Dressing & Photoshoot Jepang Luncurkan Bus Malam dengan Kursi Rata ala “Kapsul Tidur”, Nyaman untuk Perjalanan 10 Jam Code Geass Umumkan Anime Baru, Kolaborasi dengan Gundam Wing, dan Deretan Proyek Besar untuk Ulang Tahun ke-20 Gundam Hathaway Tayang Versi Re-Cut di TV, Sekaligus Umumkan Update Film Kedua Jepang Kembangkan Layanan Ride-Share Berbasis AI

Culture

Momijigari: Tradisi Melihat Daun Merah di Musim Gugur

badge-check


					Momijigari: Tradisi Melihat Daun Merah di Musim Gugur Perbesar

Jika musim semi di Jepang identik dengan hanami atau menikmati bunga sakura, maka musim gugur punya tradisi yang tak kalah populer: momijigari (紅葉狩り). Secara harfiah, momiji berarti daun maple merah, dan gari berarti berburu atau mencari. Jadi, momijigari bisa diartikan sebagai “berburu daun merah”—bukan untuk dipetik, tetapi untuk dinikmati keindahannya.


Asal Usul Momijigari

Tradisi ini sudah ada sejak zaman Heian (794–1185), ketika para bangsawan pergi ke pegunungan untuk menikmati pemandangan dedaunan yang berubah warna. Awalnya hanya kalangan aristokrat yang melakukannya, namun seiring waktu, momijigari menyebar ke seluruh lapisan masyarakat dan menjadi budaya populer hingga hari ini.


Keindahan Musim Gugur di Jepang

Di Jepang, pohon maple (momiji) dan ginkgo (icho) menjadi ikon musim gugur. Daunnya berubah warna menjadi merah menyala, kuning keemasan, atau oranye yang indah. Pemandangan ini biasanya dapat dinikmati mulai Oktober hingga awal Desember, tergantung wilayah.

Tempat terkenal untuk momijigari antara lain:


Momijigari di Kehidupan Modern

Saat ini, momijigari bukan hanya tradisi, tapi juga bagian dari gaya hidup. Orang Jepang rela bepergian jauh untuk mencari spot terbaik melihat daun merah. Banyak juga festival musim gugur yang digelar di berbagai daerah, lengkap dengan iluminasi malam hari yang membuat momiji tampak semakin menawan.

Selain itu, makanan musiman seperti kastanye panggang, ubi manis, atau wagashi (kue tradisional) bertema momiji juga semakin memeriahkan suasana.


Filosofi di Balik Momijigari

Momijigari bukan sekadar melihat pemandangan indah. Bagi masyarakat Jepang, perubahan warna daun adalah pengingat akan siklus kehidupan: bahwa segala sesuatu punya masanya, dan keindahan bisa ditemukan dalam perubahan maupun kefanaan (mono no aware).


Momijigari adalah cara orang Jepang merayakan keindahan musim gugur. Dari pegunungan hingga taman kota, dari siang yang cerah hingga malam dengan iluminasi, tradisi ini mengajarkan untuk berhenti sejenak, menikmati keindahan alam, dan merenungkan arti perubahan dalam hidup.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Shuin: Koleksi Stempel Kuil yang Ada Seninya

6 December 2025 - 17:30 WIB

Budaya “Oseibo” & “Ochūgen”: Hadiah Musiman sebagai Bentuk Terima Kasih ala Jepang

4 December 2025 - 18:30 WIB

Tsumami Zaiku: Seni Merangkai Bunga Kain untuk Hiasan Rambut Jepang

1 December 2025 - 16:45 WIB

Senpāi–Kōhai: Hirarki Sosial Jepang dari Sekolah hingga Dunia Kerja

22 November 2025 - 14:30 WIB

Miai: Perjodohan Ala Jepang yang Tetap Eksis di Era Dating App

21 November 2025 - 13:43 WIB

Trending on Culture