Gubernur Tokyo Yuriko Koike berencana memperkenalkan sistem kerja empat hari seminggu untuk staf pemerintah ibu kota Jepang. Langkah ini bertujuan membantu orang tua menyeimbangkan kehidupan kerja dan keluarga, sebagai bagian dari upaya nasional menghadapi penurunan angka kelahiran yang mengkhawatirkan.
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menyoroti bahwa tugas ganda ibu bekerja menjadi salah satu penyebab utama krisis kelahiran.
Koike mengumumkan proposal ini dalam pidatonya, mengusulkan bahwa pegawai pemerintah Tokyo dapat menikmati tiga hari libur per minggu mulai April 2025.
Sistem ini memberikan fleksibilitas jam kerja hingga 155 jam per bulan. Pegawai dengan anak kecil juga ditawarkan pengurangan jam kerja hingga dua jam per hari.
Meskipun konsep ini masih jarang di Jepang, beberapa pemerintah daerah mulai mengadopsi sistem serupa. Populasi Jepang yang terus menurun selama 15 tahun terakhir, serta aturan imigrasi ketat, memicu kekurangan tenaga kerja. Koike, yang telah memimpin Tokyo sejak 2016, berharap kebijakan ini dapat menjadi solusi jangka panjang untuk masalah demografi Jepang.
Sc : mainichi