Pemerintah Jepang pada Kamis (18/9) mengeluarkan peringatan terkait risiko yang ditimbulkan baterai lithium-ion, serta mengimbau konsumen untuk membuangnya dengan cara yang benar. Imbauan ini disampaikan setelah tercatat sekitar 2.350 kecelakaan, termasuk kasus kebakaran, dalam lima tahun hingga tahun fiskal 2024.
Berdasarkan analisis Badan Urusan Konsumen Jepang, smartphone tercatat sebagai perangkat yang paling sering terlibat, dengan sekitar 350 kasus. Disusul sepeda listrik dan power bank (baterai portabel) yang masing-masing mencatat sekitar 300 kasus.
Selain itu, terdapat pula laporan orang yang mengalami luka bakar akibat penggunaan earphone nirkabel maupun smartwatch. Karena itu, pihak berwenang mengingatkan konsumen agar tidak memberikan tekanan berlebihan pada perangkat, serta memastikan baterai sudah dikosongkan sebelum dibuang.
Badan tersebut meninjau laporan mengenai kasus baterai meledak secara tiba-tiba atau mengeluarkan asap yang dikumpulkan oleh Pusat Urusan Konsumen Nasional Jepang. Namun, sebagian kasus tidak dapat dipastikan penyebab pastinya.
Sc : mainichi