Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba pada Selasa menyepakati pentingnya kunjungan timbal balik di level tertinggi dengan Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung untuk terus mengembangkan hubungan bilateral secara stabil. Kunjungan ke Busan ini kemungkinan menjadi perjalanan luar negeri terakhir Ishiba sebagai pemimpin Jepang.
Di kota pelabuhan selatan Korea Selatan itu, keduanya juga menegaskan kembali keselarasan kerja sama antara Jepang dan Korsel, serta secara trilateral dengan Amerika Serikat, dalam upaya menuju denuklirisasi penuh Korea Utara.
Menyinggung praktik kunjungan rutin antar-pemimpin kedua negara, Ishiba mengatakan kepada wartawan setelah pertemuan, “Itu sangat penting. Frekuensinya bisa ditingkatkan agar benar-benar layak disebut ‘diplomasi shuttle’.”
Lee juga menekankan pentingnya praktik tersebut di awal pembicaraan, dengan menyebut bahwa hal itu perlu “mengakar kuat”.
Perjalanan dua hari Ishiba ke Korea Selatan, yang menyusul kunjungan Lee ke Tokyo pada Agustus, berlangsung hanya beberapa hari sebelum pemilihan untuk menentukan penggantinya sebagai ketua partai berkuasa.
Siapapun yang menang dalam pemilu internal pada Sabtu mendatang kemungkinan besar akan menjadi perdana menteri baru, dan menghadapi tantangan menjaga perbaikan hubungan bilateral di tengah situasi keamanan kawasan yang sulit serta pendekatan “America First” dari Presiden AS Donald Trump.
Ditanya soal harapannya terhadap penerusnya, Ishiba berkata kepada wartawan, “Saya ingin hubungan ini dikembangkan lebih jauh, tanpa mundur lagi.”
Kunjungan timbal balik antar-pemimpin, yang berdasarkan kesepakatan sejak 2004, sempat terhenti sejak 2011 akibat sengketa terkait pendudukan kolonial Jepang atas Semenanjung Korea (1910–1945). Namun, kunjungan tersebut dilanjutkan kembali pada 2023 di bawah pendahulu Ishiba dan Lee, setelah ada kemajuan dalam isu sulit mengenai tuntutan kompensasi buruh paksa masa perang.
Korea Selatan tampaknya berhati-hati menantikan apakah akan ada perubahan sikap dari perdana menteri Jepang berikutnya terkait kunjungan ke kuil Yasukuni di Tokyo, yang dianggap negara-negara tetangga Asia sebagai simbol militerisme masa lalu Jepang.
Dalam pembicaraan pada Selasa, Lee meminta kerja sama Jepang dalam menyelesaikan isu nuklir Korea Utara, serta menyatakan harapannya untuk meredakan ketegangan antar-Korea dan membangun kepercayaan dengan Pyongyang, menurut kantor kepresidenan Korea Selatan.
Ishiba menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan Korea Selatan terhadap upaya Jepang dalam menyelesaikan masalah penculikan warganya oleh Korea Utara pada 1970-an dan 1980-an.
Kedua pemimpin juga merilis dokumen yang berisi komitmen memperkuat kerja sama bilateral dalam menghadapi isu sosial bersama seperti penurunan angka kelahiran, revitalisasi daerah, dan pencegahan bencana melalui kerangka konsultasi yang telah disepakati pada Agustus lalu.
Jepang dan Korea Selatan juga sepakat membentuk panel kerja sama sains dan teknologi untuk membahas isu-isu seperti kecerdasan buatan. Jika terlaksana, ini akan menjadi pertemuan pertama sejak Oktober 2009.
Ishiba, yang selama masa jabatannya berupaya menstabilkan hubungan dengan negara-negara Asia yang pernah menjadi korban agresi Jepang pada masa perang, mengatakan kepada wartawan di hari ia menandai satu tahun menjabat, “Saya sangat merasakan makna menutup diplomasi saya dengan pertemuan bersama Presiden Lee.”
Menurut salah satu peserta KTT, tidak ada pembahasan mengenai perbedaan pandangan sejarah.
Lee, yang menjabat pada Juni tahun ini setelah Yoon Suk Yeol lengser karena deklarasi darurat militer singkat, menekankan perlunya pendekatan pragmatis meskipun sebelumnya dikenal keras dalam isu-isu masa perang.
Pada hari yang sama, Ishiba juga mengunjungi makam Lee Su Hyon, seorang mahasiswa Korea Selatan yang tewas dalam upaya penyelamatan di stasiun kereta Tokyo pada Januari 2001. Saat itu, Lee yang berusia 26 tahun dan seorang fotografer Jepang melompat ke rel untuk menyelamatkan seorang pria mabuk yang jatuh dari peron di Stasiun JR Shin-Okubo, sebelum ketiganya tertabrak kereta dan meninggal.
Sc : KN