Menu

Dark Mode
Mandiri Sejak Dini: Kenapa Anak SD di Jepang Pergi ke Sekolah Sendiri Tanpa Diantar? Fenomena “Friendship Marriage” di Jepang: Menikah Tanpa Cinta dan Seks, Demi Hidup yang Lebih Stabil Jepang Berhasil Lakukan Operasi Kedua Pengambilan Puing Radioaktif dari PLTN Fukushima Yoshi!’ dan ‘Yatta!’: Seruan Semangat ala Jepang Overwatch 2 Umumkan Kolaborasi dengan Gundam Wing untuk Rayakan Ulang Tahun ke-30 Nintendo Switch 2 Tetap Rilis 5 Juni, Pre-Order Dibuka 24 April Setelah Penundaan Akibat Tarif AS

News

PM Jepang Shigeru Ishiba Siapkan Panel Ahli untuk Dorong Kenaikan Gaji Lebih Cepat dari Laju Inflasi!

badge-check


					PM Jepang Shigeru Ishiba Siapkan Panel Ahli untuk Dorong Kenaikan Gaji Lebih Cepat dari Laju Inflasi! Perbesar

Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, telah mengumumkan rencana ambisius untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja melalui pembentukan panel ahli yang akan merumuskan strategi kenaikan gaji di sektor usaha kecil dan menengah. Panel ini diharapkan bisa merancang langkah-langkah konkret agar kenaikan gaji di perusahaan-perusahaan tersebut dapat melampaui laju kenaikan harga barang dan jasa yang terus menekan daya beli masyarakat. Rencana ini disampaikan pada pertemuan pertama dewan kebijakan ekonomi dan fiskal sejak Ishiba menjabat sebagai PM.

Langkah ini merupakan bagian dari tujuan Ishiba untuk mencapai upah minimum rata-rata sebesar 1.500 yen (sekitar $9,90) per jam pada akhir tahun 2020-an, angka yang signifikan jika dibandingkan dengan upah minimum saat ini. Target ini lebih ambisius daripada yang dicanangkan oleh pendahulunya, Fumio Kishida, yang sebelumnya menetapkan target serupa untuk dicapai pada pertengahan 2030-an. Namun, rencana Ishiba ini memunculkan kekhawatiran di kalangan pelaku bisnis, khususnya bagi para pemilik usaha kecil yang khawatir akan beban finansial tambahan di tengah iklim ekonomi yang belum sepenuhnya stabil.

Peningkatan upah minimum rata-rata di Jepang sudah mulai terasa sejak Oktober, dengan kenaikan menjadi 1.055 yen, naik 5,1 persen atau sebesar 51 yen dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini mencatat rekor dalam sejarah upah minimum di Jepang, namun upaya ini dianggap belum cukup untuk melindungi kesejahteraan pekerja dari kenaikan harga yang diperkirakan akan terus berlangsung.

Selain itu, dalam pertemuan tersebut, pemerintah Jepang juga memperbarui proyeksi ekonomi untuk tahun fiskal 2024. Berdasarkan revisi terbaru, pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya akan mencapai 0,7 persen, sedikit menurun dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 0,9 persen. Penurunan ini sebagian disebabkan oleh dampak negatif dari skandal manipulasi data keselamatan di sektor otomotif yang menciptakan ketidakpastian di pasar.

Inflasi juga diproyeksikan akan meningkat sebesar 2,6 persen pada tahun fiskal ini. Meskipun sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 2,8 persen, tingkat ini masih di atas target Bank of Japan yang menetapkan inflasi sebesar 2 persen. Kenaikan harga ini, selain disebabkan oleh inflasi impor akibat depresiasi yen, juga mempengaruhi daya beli masyarakat.

Dengan latar belakang ini, panel ahli yang akan dibentuk diharapkan dapat menemukan solusi yang seimbang antara peningkatan kesejahteraan pekerja dan keberlangsungan usaha kecil. Selain membantu pekerja menghadapi tekanan inflasi, pemerintah juga berharap kebijakan ini bisa menggerakkan daya beli domestik sehingga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Sc : kyodo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Fenomena “Friendship Marriage” di Jepang: Menikah Tanpa Cinta dan Seks, Demi Hidup yang Lebih Stabil

24 April 2025 - 18:10 WIB

Jepang Berhasil Lakukan Operasi Kedua Pengambilan Puing Radioaktif dari PLTN Fukushima

24 April 2025 - 17:10 WIB

Jepang Pertimbangkan Pelonggaran Prosedur Inspeksi Mobil AS untuk Redam Kritik Trump

24 April 2025 - 12:10 WIB

Jumlah Pengunjung Expo Dunia Osaka Tembus Satu Juta dalam 11 Hari

24 April 2025 - 10:10 WIB

Harga Rata-Rata Kondominium Baru di Pusat Tokyo Tembus Rekor ¥116 Juta di Tengah Kenaikan Biaya

23 April 2025 - 18:30 WIB

Trending on News