Menu

Dark Mode
Frasa Umum dalam Bahasa Jepang yang Tidak Bisa Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia Kogomi Tempura Goreng yang Renyah dan Lezat dari Shizuoka 100 Ninja Jelajahi Tokyo untuk Promosikan Budaya Iga dan Koka Beruang Terperangkap dan Dibunuh Setelah 2 Hari di Supermarket Jepang Ningyo-yaki: Kue Tradisional Jepang yang Terinspirasi dari Boneka di Tokyo Game Doraemon Dorayaki Shop Story Akan Rilis di PC pada 9 Desember

Culture

Ritual dan Tradisi dalam Pernikahan Jepang: Dari Upacara Shinto hingga Pesta Modern

badge-check


					Ritual dan Tradisi dalam Pernikahan Jepang: Dari Upacara Shinto hingga Pesta Modern Perbesar

Pernikahan di Jepang memiliki sejarah panjang yang kaya akan makna dan tradisi. Meskipun semakin banyak pasangan yang memilih pernikahan gaya Barat, banyak pasangan Jepang yang tetap mengadopsi upacara pernikahan tradisional yang sarat dengan simbolisme. Artikel ini akan membawa Anda melalui perjalanan ritual dan tradisi pernikahan Jepang, dari upacara Shinto yang sakral hingga pesta pernikahan modern.

1. Upacara Pernikahan Shinto: Keabadian Cinta di Mata Dewi

Upacara pernikahan Shinto, atau “shinzen kekkon,” adalah bentuk pernikahan tradisional Jepang yang paling mendalam. Dalam upacara ini, pasangan melangsungkan pernikahan di kuil Shinto di hadapan kami (pendeta) dan dewa-dewa sebagai saksi. Ritual ini berfokus pada penyatuan antara pasangan dengan alam semesta dan menghormati leluhur.

  • Pakaian Tradisional: Pengantin wanita biasanya mengenakan “shiromuku” (kimono putih tradisional) yang melambangkan kemurnian dan awal yang baru, sementara pria mengenakan “montsuki hakama” (kimono pria dengan lambang keluarga).
  • Minum Sake (San San Kudo): Salah satu ritual penting dalam pernikahan Shinto adalah minum sake dalam tiga cangkir berturut-turut (San San Kudo), yang melambangkan penyatuan antara dua keluarga yang berbeda.

2. Pesta Pernikahan Modern: Gaya Barat yang Diterima

Seiring dengan pengaruh Barat yang semakin kuat, banyak pasangan Jepang yang memilih untuk mengadakan pesta pernikahan dengan gaya Barat. Di dalam pesta ini, pasangan akan mengenakan gaun pengantin putih dan jas atau tuxedo, serta melangsungkan upacara di hotel atau tempat pernikahan yang lebih elegan.

  • Pemotongan Kue Pernikahan: Salah satu momen penting dalam pesta pernikahan gaya Barat adalah pemotongan kue bersama pasangan, yang melambangkan awal kehidupan baru mereka sebagai suami istri.
  • Tarian Pengantin: Setelah pemotongan kue, pasangan pengantin biasanya akan mengadakan tarian pertama mereka sebagai simbol dari kebersamaan yang baru terbentuk.

3. Tradisi Keluarga dalam Persiapan Pernikahan

Di Jepang, pernikahan bukan hanya tentang pasangan, tetapi juga tentang dua keluarga yang bersatu. Oleh karena itu, persiapan pernikahan sering kali melibatkan upacara dan tradisi yang melibatkan kedua belah pihak.

  • Yome-iri: Ini adalah kunjungan pengantin wanita ke rumah keluarga pria untuk membicarakan persiapan pernikahan, serta mengungkapkan rasa hormat terhadap keluarga suami.
  • Siyaku: Sebagai bagian dari proses ini, orang tua dari kedua pasangan akan saling bertukar hadiah simbolis untuk menunjukkan komitmen mereka dalam mendukung pernikahan ini.

4. Modernisasi dan Adaptasi

Saat ini, banyak pasangan Jepang memilih untuk menggabungkan tradisi dengan elemen-elemen Barat, seperti pesta di luar ruangan atau bahkan pernikahan yang diadakan di luar negeri, seperti di Hawaii atau Eropa. Namun, meskipun banyak elemen baru yang ditambahkan, upacara inti pernikahan Jepang tetap memegang teguh nilai-nilai tradisional, termasuk rasa hormat kepada leluhur dan alam semesta.

  • Keterlibatan Teknologi: Seiring perkembangan zaman, beberapa pasangan Jepang juga memasukkan elemen teknologi ke dalam pernikahan mereka, seperti siaran langsung pernikahan bagi kerabat yang tidak dapat hadir secara fisik.

5. Harga dan Biaya Pernikahan di Jepang

Pernikahan di Jepang, baik yang tradisional maupun modern, memerlukan anggaran yang tidak sedikit. Biaya rata-rata pernikahan di Jepang bisa mencapai sekitar ¥3 juta hingga ¥5 juta (sekitar Rp 400 juta hingga Rp 650 juta), tergantung pada jenis pernikahan yang dipilih dan tempat penyelenggaraannya.

  • Pernikahan Shinto di Kuil: Biaya untuk pernikahan Shinto biasanya lebih terjangkau, dengan kisaran ¥100.000 hingga ¥500.000 (sekitar Rp 13 juta hingga Rp 65 juta) untuk upacara di kuil, meskipun ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan fasilitas.
  • Pernikahan di Hotel atau Tempat Pesta: Untuk pernikahan bergaya Barat di hotel, harga bisa jauh lebih tinggi, terutama jika menyewa tempat besar dengan berbagai layanan tambahan. Biaya bisa mencapai ¥1 juta hingga ¥3 juta (sekitar Rp 130 juta hingga Rp 390 juta) untuk sewa tempat saja, belum termasuk biaya tambahan lainnya seperti makan, dekorasi, dan hiburan.

6. Keunikan dan Pesona Pernikahan Jepang

Pernikahan Jepang, baik yang tradisional maupun modern, memiliki daya tarik tersendiri karena perpaduan antara kesakralan dan kemegahan yang mendalam. Tradisi pernikahan Jepang yang kaya akan simbolisme dan makna filosofis menjadikan setiap momen dalam pernikahan memiliki cerita yang sangat berharga, bukan hanya bagi pasangan yang menikah, tetapi juga bagi keluarga dan masyarakat Jepang pada umumnya.

Pernikahan di Jepang adalah perayaan yang penuh dengan tradisi, filosofi, dan simbolisme yang mendalam. Meskipun tradisi pernikahan Shinto masih dipertahankan oleh banyak pasangan, kita juga bisa melihat pengaruh Barat dalam pernikahan modern yang semakin populer. Apa pun gaya pernikahannya, nilai keluarga dan kehormatan kepada leluhur tetap menjadi inti dari setiap pernikahan di Jepang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Karaoke Ternyata Dari Jepang! Kenapa Budaya Menyanyi Ini Bisa Mendunia?

4 December 2024 - 15:45 WIB

Etika Makan di Jepang: Panduan Menghormati Tradisi Makan yang Wajib Kamu Tahu

3 December 2024 - 12:45 WIB

Inemuri: Rahasia Orang Jepang Tetap Produktif Meski Tidur di Tempat Umum

30 November 2024 - 20:00 WIB

Noren: Tirai Tradisional Jepang dan Filosofi di Baliknya

30 November 2024 - 16:30 WIB

Seiza: Seni Duduk dengan Cara Tradisional Jepang

28 November 2024 - 20:00 WIB

Trending on Culture