Tokyo kembali menghadapi musim Halloween dengan kewaspadaan tinggi, khususnya di kawasan Shibuya yang terkenal sebagai pusat keramaian pesta kostum. Pemerintah setempat kembali memberlakukan pembatasan penjualan minuman beralkohol, pengaturan lalu lintas, dan patroli keamanan, serta mengimbau wisatawan — terutama turis asing untuk tidak berpesta di jalanan.
“Sejak tahun lalu, mayoritas pengunjung yang datang dengan kostum adalah turis asing, menandai adanya perubahan situasi,” ujar Wali Kota Shibuya, Ken Hasebe, Kamis (18/9). “Shibuya selalu menyambut tamu kapan saja, kecuali pada momen tertentu seperti Halloween atau perayaan Tahun Baru ketika massa berkumpul di satu titik dalam jumlah besar.”
Fokus pada “Good Halloween”
Meski melarang “disruptive Halloween” atau Halloween yang mengganggu ketertiban, pihak berwenang tidak mempermasalahkan acara komunitas seperti trick-or-treat anak-anak maupun pesta di ruang privat seperti klub dan bar yang sesuai aturan.
Namun, dilarang minum dan merokok di jalan, nongkrong bergerombol hingga menutup gang, serta berkostum hanya untuk pamer dan berfoto di luar. Petugas keamanan sebanyak 125 orang akan berpatroli pada malam Halloween, yang tahun ini jatuh pada Jumat.
Langkah Pencegahan
-
Lalu lintas sekitar Stasiun Shibuya akan ditutup sejak 31 Oktober sore hingga 1 November pagi.
-
Layanan skuter listrik Luup ditutup sementara 30 Oktober–1 November.
-
Penjualan alkohol di toko-toko diminta dihentikan, sebagaimana tahun lalu ketika 63 dari 64 toko patuh.
-
Patung Hachiko akan dipagari selama tiga hari untuk mencegah vandalisme.
Shibuya telah memperketat aturan Halloween sejak 2019 setelah kerusuhan seperti insiden mobil kecil yang dibalik massa pada 2018. Upaya pembatasan tahun lalu dinilai berhasil menekan aktivitas berbahaya.
Selain Shibuya, Shinjuku Ward khususnya kawasan Kabukicho juga menerapkan larangan serupa terkait alkohol dan meningkatkan patroli untuk menghindari keributan.
Sc : JT