Pasar minuman keras asal Korea Selatan, Chamisul, terus berkembang di Jepang, terutama di kalangan anak muda yang dikenal cenderung menghindari alkohol. Tren ini semakin diperkuat oleh peluncuran produk baru pada bulan September.
Chamisul, merek soju yang memiliki pangsa pasar 65% di Korea Selatan, telah dijual di Jepang sejak 1999 oleh anak perusahaan Jinro Inc. Pasar Jepang untuk Chamisul mulai berkembang sekitar tahun 2020, sebagian besar karena popularitas drama Korea yang sering menampilkan minuman ini dalam botol hijau kecil, serta meningkatnya permintaan untuk makan di rumah akibat pandemi COVID-19.
Dalam survei yang dilakukan oleh produsen minuman keras tahun ini di Jepang, lebih dari 80% responden berusia 20-an mengenal merek ini. Chamisul juga populer di berbagai kelompok usia, terutama di kalangan wanita muda.
Selain varian rasa “fresh” yang khas, Chamisul juga hadir dengan lima rasa buah, termasuk anggur Muscat yang paling populer di Jepang. Di Korea, soju biasanya dinikmati dingin dan langsung, tetapi banyak orang Jepang lebih suka mencampurkan varian rasa buah dengan air soda. Ada juga tren di media sosial, di mana seorang penggemar minuman mencampur Chamisul Muscat dengan teh hitam, yang mendapat banyak perhatian.
Beberapa produk khusus untuk pasar Jepang dikembangkan untuk mencerminkan perbedaan selera konsumen di kedua negara. Salah satunya adalah “Chamisul TokTok,” yang menonjolkan rasa buah dengan kadar alkohol lebih rendah dari 13% menjadi 5%. Terinspirasi dari kebiasaan orang Jepang yang suka mencampur minuman ini dengan air soda, TokTok hadir dengan rasa manis dan berkarbonasi untuk menarik mereka yang lebih suka minuman ringan.
Pada bulan September, produk Chamisul dalam bentuk kaleng pertama kali dijual di Jepang seharga 185 yen (sekitar Rp 20.000) per kaleng 350 ml. Dengan kandungan alkohol 7%, minuman ini dirancang tidak manis, sesuai dengan tren baru di mana minuman alkohol dinilai berdasarkan skala “manis” atau “tidak manis”.
Produk ini ditargetkan untuk konsumen berusia 20-an hingga 30-an, dan sejak penjualan dimulai pada 10 September, respons positif bermunculan di platform seperti X (dahulu Twitter), dengan komentar seperti, “Ini Chamisul, tapi tidak manis dan enak diminum dengan rasa yang bersih.”
Sc : mainichi