Saat musim liburan mendekat, kekhawatiran akan melonjaknya harga telur mencuat di Jepang, mengancam tradisi kuliner tahun baru seperti tamagoyaki dan oden. Kekurangan pasokan telur dipicu oleh panas ekstrem musim panas yang melemahkan ayam petelur, disusul wabah flu burung yang terus menyebar dengan cepat.
Harga Telur Melambung
Pada pertengahan November, harga 10 butir telur ukuran LL di supermarket Akidai Seki-machi, Tokyo, mencapai 233 yen (Rp 25.000), naik lebih dari 50 yen dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Permintaan telur diperkirakan meningkat tajam untuk masakan khas Natal dan Tahun Baru. Biasanya, harga telur naik sekitar 50 yen menjelang akhir tahun, namun lonjakan tahun ini lebih drastis.
Menurut data Federasi Koperasi Pertanian Nasional Jepang (JA Zen-Noh), harga telur medium per kilogram pada Januari 2024 berkisar 175-181 yen. Namun, pada 15 November, harga rata-rata melonjak menjadi 270-285 yen per kilogram, naik hampir 60%.
Flu Burung Memperburuk Situasi
Menteri Pertanian Jepang, Taku Eto, menyatakan wabah flu burung tahun ini hampir menyamai tingkat epidemi terburuk pada 2022, yang mengakibatkan pemusnahan sekitar 17,71 juta burung. Hingga 15 November, sudah ada delapan kasus flu burung di enam prefektur, dengan lebih dari 1 juta burung dimusnahkan—angka ini sudah melampaui musim sebelumnya.
Dampak wabah 2022 masih terasa. Peternakan unggas belum sepenuhnya pulih, dengan banyak perusahaan yang kesulitan menanggung biaya pakan dan bahan bakar. Pada 2022, 16 bisnis unggas bangkrut dengan utang total sekitar 41,4 miliar yen. Tahun ini, kebangkrutan kembali meningkat, dengan tujuh kasus hingga November dan utang mencapai 1,6 miliar yen.
Jika situasi ini terus berlanjut, Jepang mungkin menghadapi “egg shock” seperti dua tahun lalu, di mana harga telur melonjak dua kali lipat dan memicu kenaikan harga produk berbahan dasar telur seperti kue.
“Ketidakseimbangan pasokan dan permintaan telur bisa menyebabkan situasi serupa,” kata Kazufumi Masuda dari Tokyo Shoko Research.
Bagi banyak warga Jepang, kenaikan harga telur bukan hanya soal biaya, tetapi juga ancaman terhadap tradisi kuliner liburan yang berakar kuat di budaya mereka.