Jaringan Japan Airlines (JAL) terkena serangan siber pada Kamis pagi, mengakibatkan gangguan pada layanan bagasi dan penundaan penerbangan di awal musim liburan Tahun Baru. Layanan akhirnya dipulihkan pada sore hari.
Maskapai tersebut mengonfirmasi bahwa pelanggan dapat kembali membeli tiket untuk penerbangan domestik dan internasional setelah sempat dihentikan sementara. JAL menegaskan bahwa tidak ada kebocoran informasi pribadi maupun kerusakan yang disebabkan oleh virus komputer.
Masalah mulai terjadi sekitar pukul 07:25 pagi, menyebabkan lebih dari 60 penerbangan domestik dan internasional tertunda hingga empat jam, serta pembatalan dua penerbangan domestik. Penjualan tiket dihentikan sementara, namun reservasi sebelumnya tetap berlaku.
Sumber investigasi mengungkapkan bahwa JAL melaporkan kemungkinan menjadi korban serangan distributed denial-of-service (DDoS), di mana jaringan dibanjiri data dari berbagai sumber dalam waktu singkat. Sistem JAL berhasil dipulihkan pada pukul 14:00.
Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi menyatakan, “Melalui Kementerian Transportasi, kami telah meminta JAL untuk memperbaiki sistemnya secepat mungkin dan merespons pelanggan yang terdampak secara tepat.”
Maskapai lain seperti All Nippon Airways, Skymark Airlines, Solaseed Air, dan Star Flyer tidak mengalami serangan siber dan tetap beroperasi normal.
Di Bandara Haneda Tokyo, beberapa penumpang terlihat bertanya kepada staf dan memeriksa ponsel mereka dengan cemas. Namun, di Bandara Narita di Prefektur Chiba, tidak terjadi kebingungan yang signifikan.
“Saya bisa check-in dengan lancar. Saya sudah menantikan perjalanan akhir tahun ini, tetapi gangguan seperti ini tentu mengkhawatirkan,” ujar seorang pria berusia 30-an yang terbang dari Haneda ke Pulau Ishigaki di Prefektur Okinawa.
Sementara itu, seorang pria berusia 60-an yang hendak pulang ke Matsuyama, Prefektur Ehime, mengatakan, “Ini sungguh merepotkan di tengah periode sibuk akhir tahun.”
Sc : KN