Para pemimpin Jepang dan Malaysia bertemu pada hari ini Jumat 10 Januari 2025 untuk memperkuat hubungan bilateral, terutama dalam bidang keamanan, sebagai tindak lanjut dari kemitraan strategis kedua negara di tengah meningkatnya ketegasan Tiongkok di kawasan.
Dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba berharap untuk membahas penguatan kerja sama dalam memastikan stabilitas rantai pasokan. Letak strategis Malaysia yang dekat dengan jalur pelayaran penting untuk energi dan barang lainnya menjadi perhatian utama, menurut pejabat Jepang.
Kedua pemimpin juga kemungkinan akan bertukar pandangan mengenai isu-isu regional dan global, seperti konflik di Timur Tengah.
Sebelum memulai kunjungan empat hari ke Malaysia dan Indonesia, dua negara dengan populasi Muslim yang besar, Ishiba menyatakan bahwa Jepang semakin menekankan pentingnya hubungan dengan Asia Tenggara di tengah ketidakpastian global yang meningkat.
Malaysia, sebagai ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tahun ini, dipandang Jepang sebagai mitra penting dalam mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, dan berbasis aturan.
Pada tahun 2023, Jepang dan Malaysia meningkatkan status hubungan bilateral mereka menjadi “Kemitraan Strategis Komprehensif,” dengan berbagi nilai-nilai dasar seperti demokrasi dan supremasi hukum. Kedua negara juga mendorong perdagangan bebas melalui perjanjian multilateral seperti Kemitraan Trans-Pasifik (TPP).
Bagi Jepang yang kekurangan sumber daya, jalur Selat Malaka antara Malaysia dan Indonesia sangat penting, karena sebagian besar minyak mentah yang menuju Jepang melewati jalur ini.
Malaysia, yang memandang Jepang sebagai pendorong pertumbuhan ekonominya, juga merupakan salah satu pengekspor utama gas alam cair (LNG) ke Jepang, menurut pemerintah Jepang.
Sc ; KN