Menu

Dark Mode
Torii: Gerbang Sakral, Simbol Batas Dunia Manusia dan Dewa di Jepang Perusahaan Jepang Tawarkan Investasi Pesawat dan Mobil Sewa untuk Wisata Pulau Anime Tsuyokute New Saga Umumkan Tanggal Tayang Baru, Video Promosi, dan Lagu Tema Biomassa Indonesia Raup Transaksi Rp1,04 Triliun di Osaka, Jepang Panduan Tukar Mata Uang Sebelum Berangkat: Bank atau Money Changer? Kepala Badan Meteorologi Jepang Bantah Isu Gempa Besar Musim Panas Ini: “Itu Hoaks!”

Culture

Torii: Gerbang Sakral, Simbol Batas Dunia Manusia dan Dewa di Jepang

badge-check


					Torii: Gerbang Sakral, Simbol Batas Dunia Manusia dan Dewa di Jepang Perbesar

Kalau kamu pernah mengunjungi kuil Shinto di Jepang, pasti pernah melihat Torii, gerbang ikonik berwarna merah terang yang berdiri gagah di pintu masuk kuil. Bagi orang Jepang, torii bukan sekadar dekorasi, melainkan simbol batas sakral antara dunia manusia (seken) dan dunia para kami (dewa dalam kepercayaan Shinto).

🏮 Makna Torii: Pintu Menuju Kesucian

Kata torii secara harfiah berarti “tempat burung bertengger”, namun secara makna spiritual, torii adalah penanda bahwa area di balik gerbang tersebut adalah ruang suci. Begitu seseorang melangkah melewati torii, artinya dia memasuki tempat para dewa bersemayam dan harus bersikap hormat.

Karena itulah, orang Jepang selalu membungkuk hormat sebelum dan sesudah melewati torii. Ini cara halus menunjukkan penghormatan kepada kami yang dipercaya menjaga kuil tersebut.

🎐 Kenapa Torii Berwarna Merah?

Warna merah (atau vermilion) dipercaya dapat mengusir roh jahat dan membawa perlindungan. Cat merah juga tahan cuaca dan jamur, sehingga selain makna spiritual, ia juga menjaga torii tetap awet meski berdiri ratusan tahun.

Beberapa torii ikonik, seperti ribuan gerbang di Fushimi Inari Taisha (Kyoto), bahkan membentuk lorong panjang yang memandu pengunjung mendekat pada pusat kuil.

⛩️ Jenis Torii dan Penempatannya

Tidak semua torii sama persis. Ada torii kayu polos tanpa cat di kuil gunung, atau torii batu di jalan desa. Biasanya, torii berdiri di jalan menuju kuil, tapi kadang bisa ditemukan di tengah laut seperti di Itsukushima (Miyajima), seolah ‘mengapung’ saat air pasang.

Beberapa taman Jepang juga sengaja membangun torii mini sebagai simbol keberkahan. Bahkan di perkotaan, torii kecil bisa ditemukan di sudut-sudut gedung sebagai penanda altar dewa pelindung lokal.

Pelajaran dari Torii

Torii mengajarkan orang Jepang untuk selalu ingat bahwa ada ruang sakral yang harus dijaga dan dihormati, meski tampak sederhana. Bagi pengunjung, ini pengingat halus untuk tenang, menjaga sikap, dan meninggalkan masalah duniawi sejenak.

Jadi, kalau suatu hari kamu melewati torii, cobalah berhenti sebentar, membungkuk, dan rasakan suasana damai yang mengalir dari tradisi kuno ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Kenapa Trotoar di Jepang Bersih Meski Tempat Sampah Langka?

14 June 2025 - 20:00 WIB

‘Yakudoshi’: Tahun Sial dalam Hidup Orang Jepang

12 June 2025 - 17:30 WIB

Ofuda & Omikuji: Jimat dan Ramalan yang Disimpan Diam-Diam di Jepang

11 June 2025 - 18:30 WIB

🍜 Kenapa Slurping Mie Itu Sopan? Etika Makan Ramen di Jepang

10 June 2025 - 19:30 WIB

🌬️ Budaya Kuuki wo Yomu: Kekuatan Membaca Situasi Sosial di Jepang

9 June 2025 - 18:30 WIB

Trending on Culture