Kalau kamu pernah mengunjungi kuil Shinto di Jepang, pasti pernah melihat Torii, gerbang ikonik berwarna merah terang yang berdiri gagah di pintu masuk kuil. Bagi orang Jepang, torii bukan sekadar dekorasi, melainkan simbol batas sakral antara dunia manusia (seken) dan dunia para kami (dewa dalam kepercayaan Shinto).
🏮 Makna Torii: Pintu Menuju Kesucian
Kata torii secara harfiah berarti “tempat burung bertengger”, namun secara makna spiritual, torii adalah penanda bahwa area di balik gerbang tersebut adalah ruang suci. Begitu seseorang melangkah melewati torii, artinya dia memasuki tempat para dewa bersemayam dan harus bersikap hormat.
Karena itulah, orang Jepang selalu membungkuk hormat sebelum dan sesudah melewati torii. Ini cara halus menunjukkan penghormatan kepada kami yang dipercaya menjaga kuil tersebut.
🎐 Kenapa Torii Berwarna Merah?
Warna merah (atau vermilion) dipercaya dapat mengusir roh jahat dan membawa perlindungan. Cat merah juga tahan cuaca dan jamur, sehingga selain makna spiritual, ia juga menjaga torii tetap awet meski berdiri ratusan tahun.
Beberapa torii ikonik, seperti ribuan gerbang di Fushimi Inari Taisha (Kyoto), bahkan membentuk lorong panjang yang memandu pengunjung mendekat pada pusat kuil.
⛩️ Jenis Torii dan Penempatannya
Tidak semua torii sama persis. Ada torii kayu polos tanpa cat di kuil gunung, atau torii batu di jalan desa. Biasanya, torii berdiri di jalan menuju kuil, tapi kadang bisa ditemukan di tengah laut seperti di Itsukushima (Miyajima), seolah ‘mengapung’ saat air pasang.
Beberapa taman Jepang juga sengaja membangun torii mini sebagai simbol keberkahan. Bahkan di perkotaan, torii kecil bisa ditemukan di sudut-sudut gedung sebagai penanda altar dewa pelindung lokal.
✨ Pelajaran dari Torii
Torii mengajarkan orang Jepang untuk selalu ingat bahwa ada ruang sakral yang harus dijaga dan dihormati, meski tampak sederhana. Bagi pengunjung, ini pengingat halus untuk tenang, menjaga sikap, dan meninggalkan masalah duniawi sejenak.
Jadi, kalau suatu hari kamu melewati torii, cobalah berhenti sebentar, membungkuk, dan rasakan suasana damai yang mengalir dari tradisi kuno ini.