Lonjakan wisatawan asing mencapai rekor tertinggi di resor ski terkenal Niseko, Hokkaido, Jepang. Dampaknya, harga makanan dan kebutuhan lainnya melonjak drastis, membuat warga setempat khawatir.
Di sebuah restoran, seorang wisatawan asal Australia mengaku puas setelah menghabiskan 10.000 yen untuk sushi. Sementara itu, turis asal Tiongkok menilai harga di Niseko masih wajar jika dibandingkan dengan biaya hidup di Eropa.
Kenaikan harga juga terjadi pada akomodasi. Seorang pengelola penginapan di Rankoshi, bagian dari area Niseko, mengungkapkan bahwa ia menaikkan tarif menginap lebih dari 10 persen, dari 88.000 yen menjadi 99.000 yen per malam, akibat melemahnya yen. “Penginapan lain di sekitar sini juga menaikkan harga,†katanya, seraya menambahkan bahwa propertinya telah dipesan penuh hingga pertengahan Maret.
Menurut data setempat, jumlah wisatawan asing yang menginap di tiga kota dalam kawasan resor Niseko—Kutchan, Rankoshi, dan Niseko—mencapai rekor sekitar 740.000 orang pada tahun fiskal 2023.
Namun, lonjakan wisatawan ini membawa dampak negatif bagi warga setempat. Seorang pria yang telah tinggal di Kutchan selama 20 tahun mengaku terpaksa membatalkan pesta akhir tahun karena harga restoran yang terlalu mahal akibat banyaknya turis.
Toshihiro Mori, pengelola layanan perawatan di rumah di Kutchan, juga mengeluhkan kesulitan dalam merekrut pekerja. Industri perawatan lansia sulit bersaing dengan gaji tinggi yang ditawarkan hotel. “Di hotel dekat pegunungan dengan resor ski, orang bisa mendapatkan 2.000 yen per jam hanya dengan merapikan tempat tidur tanpa perlu berinteraksi dengan tamu. Kami tidak ada harapan,†ujarnya.
Sc : japantoday