Buat banyak orang asing, suara menyeruput mie bisa terdengar tidak sopan atau bahkan menjengkelkan. Tapi di Jepang, menyeruput mie alias slurping—bukan hanya boleh, tapi dianggap etika makan yang baik, terutama saat menikmati ramen, soba, atau udon. Kenapa bisa begitu?
🎵 Slurping = Menikmati
Di Jepang, menyeruput mie dianggap sebagai cara menunjukkan bahwa kamu menikmati makanan tersebut. Semakin lezat mie-nya, semakin keras bunyi menyeruputnya. Ini bentuk pujian diam-diam kepada sang koki.
Menyantap mie tanpa suara justru bisa dianggap aneh atau “kurang menghargai” hidangan. Jadi, jangan ragu bersuara sedikit saat makan ramen di kedai Jepang!
🌬️ Alasan Praktis: Dinginkan & Nikmati Rasa
Menyeruput mie juga punya fungsi praktis. Mie Jepang, terutama ramen, biasanya disajikan panas-panas. Dengan menyeruput cepat:
-
Kamu bisa mendinginkan mie saat masuk mulut.
-
Campuran udara dan kuah yang ikut terseruput membantu meningkatkan aroma dan rasa.
Itu sebabnya banyak orang Jepang percaya slurping membuat rasa mie lebih “hidup” dan nikmat.
Sebuah Budaya yang Berbeda
Tentu, kebiasaan ini bisa terasa kontras dengan budaya barat atau negara lain yang mengajarkan untuk makan diam-diam. Tapi itulah uniknya Jepang slurping bukan bentuk ketidaksopanan, melainkan ekspresi kenikmatan.
Namun, penting untuk diingat:
-
Slurping berlaku khusus untuk mie.
-
Jangan lakukan saat makan nasi, sup non-mie, atau hidangan lain.
🤔 Apa yang Harus Dilakukan Orang Asing?
Kalau kamu sedang di Jepang dan makan ramen, tidak masalah kalau kamu belum bisa slurp dengan lantang. Tapi kalau kamu ingin mencoba, orang Jepang justru akan menganggap kamu menghormati budaya mereka.
Dan jangan khawatir: mereka lebih fokus pada rasa dan suasana, bukan seberapa “benar” kamu makan.
Jadi, kalau kamu sedang menyeruput ramen di Jepang dan terdengar ramai, jangan khawatir. Itu bukan gangguan itu bagian dari seni makan mie!